Pakem Penilaian BnR
22/Agustus/2016 | Dibaca 891 kali
MediaBnR.Com - BnR dalam menilai burung mempunyai dasar patokan yang
lazim disebut pakem. Pakem ini yang digunakan oleh Juri BnR
Indonesia (JBI) dalam menilai burung yang digantangkan di lapangan BnR. Pakem
BnR itu sendiri meliputi antara lain:
- Irama Lagu
- Volume
- Durasi Kerja
- Fisik
Keempat formula ini harus dipenuhi
untuk dapat burung tersebut menjadi juara di lapangan BnR.
Standarisasi Sistem Penilaian BnR
- Anis Merah
Burung digantangkan 2 menit diberi
waktu bilamana kerja tetap berhak menjadi juara. Burung bekerja loncat
persekian detik kemudian bekerja kembali berhak menjadi juara. Burung bekerja
80% berhak mendapatkan juara dengan catatan loncat tidak berkali-kali.
- Murai Batu
Burung loncat di angkringan atas dan
angkringan bawah tetap layak menjadi juara. Burung nempel di jeruji tidak layak
menjadi juara tapi kalau hanya ngeban saja tetap layak menjadi Juara. Burung
kalau turun lantai bawah sudah tidak bisa menjadi juara atau pun bendera
nominasi.
- Love Bird
Love Bird bunyi di jeruji gigit
ataupun paruhnya masuk di jeruji bunyi tidak akan dihitung. Love Bird yang akan
dihitung saat dia bunyi di atas angkringan saja. Love Bird turun ke bawah naik
dan bunyi atau narik lagi tetap sah menjadi juara. Love Bird tarikan panjang
(bukan yang bunyi panggil tik tik tik) dan volume keras serta durasi
(banyaknya tarikan panjang) itu yang berhak menjadi juara.
- Kacer
Kacer juri masuk ngebagong tidak sah
menjadi juara dan Kacer naik turun main di angkringan atas dan bawah tetap bisa
menjadi juara. Kalau ada yang lebih dahsyat yang duduk diutamakan yang duduk.
Tapi bukan berarti burung yang juara harus duduk dulu atau burung yang duduk.
Kalau nempel di jeruji atau turun lantai bawah sudah tidak bisa menjadi juara.
- Kenari
Kenari yang dicari yang berirama
lagu dan volume serta durasi kerja awal tengah dan akhir. Kenari yang nabrak
tidak bunyi (ngeban)dan tidak berkali-kali tetap bisa menjadi juara. Kenari
nempel jeruji bunyi tidak layak mendapatkan bendera nominasi apalagi juara.
Kenari yang turun ke lantai bawah sudah tidak dapat mendapatkan bendera nominasi
apalagi juara.
- Cucak Ijo
Burung main di angkringan atas dan
bawah tetap bisa menjadi juara. Tapi kalau ada yang duduk yang lebih dahsyat
akan diutamakan yang duduk. Tapi bukan berarti burung harus duduk baru juara.
Didis tidak terlalu sering masih bisa menjadi juara. Burung turun ke lantai
sudah tidak boleh mendapatkan bendera nominasi apalagi juara.
Setelah ajuan juri ditarik penilaian
dianggap selesai apapun yang terjadi terhadap burung tersebut. Tidak akan
mempengaruhi penilaian sama sekali dan kalau burung itu menang berhak menang.
Untuk burung jenis yang lain akan
dibahas pada edisi minggu depan. Kepada kicaumania akan dibagikan buku panduan
Pakem BnR secara gratis. (red)
Pakem Baru Penilaian Lovebird di Lomba BnR
16/September/2014 | Dibaca 18,124
kali
Setelah beberapa burung kicauan
lain, kini giliran lovebird, si ‘burung cinta’ akan kembali diangkat oleh
Yayasan BnR dalam lomba burung berkicau. Mengingat belakangan ini pecinta
lovebird (lovebirdmania) semakin ramai saja. Hal ini tampak terlihat di
gantangan berbagai tempat latihan maupun lomba, hampir semua tempat, lovebird
tak pernah sepi peserta. Untuk itulah Yayasan BnR merasa perlu untuk mengatur
ulang atau memperbaharui pakem penilain dan penjurian jenis lovebird di
lomba-lomba BnR.
Pakem terbaru yang dikeluarkan
Yayasan BnR yakni:
- Lovebird yang berhak mendapatkan nominasi untuk juara,
adalah burung dengan durasi kerja dan bunyi yang panjang.
- Untuk lovebird yang bunyi menggigit aria atau jeruji
sangkar, tidak berhak untuk diajukan dalam nominasi.
Kedua pakem baru ini akan segera
dilaksanakan oleh Yayasan BnR, seperti yang disampaikan oleh BnR Satoe ini.
“Untuk pakem lovebird, mengalami
perubahan dalam penilaiannya. Lovebird pertama yang akan dinilai memiliki durasi
kerja dan bunyi yang panjang-panjang dan bukan isiannya. Jangan salah persepsi
lagu. Punya isian yang banyak, tapi tidak panjang-panjang, tidak berhak lagi
untuk masuk nominasi. Kemudian lovebird yang bunyi, tapi gigit jeruji, juga
tidak berhak untuk dinominasi. Itu sama juga dengan anis merah loncat atau
kacer ngebalon. Untuk pakem baru ini aku sudah intruksikan kepada seluruh
divisi Juri BnR, “ kata Bang Boy tegas.
Karena itulah untuk para
lovebirdmania yang ikut, baik untuk latihan bersama (latber), latihan prestasi
(latpres), maupun lomba-lomba di BnR, mohon untuk benar-benar diperhatikan
pakem penilain lovebird terbaru ini dari BnR ini. (Evan)
Panjang , Sedang Serta Pendek Love Bird Pakem BnR
14/Juli/2015 | Dibaca 31,137 kali
MediaBnR – BnR untuk menjalankan sistem penilaian baru pada Love Bird memang masih banyak pertanyaan dari pecinta Love Bird. Menurut BnR yang bunyi panjang , sedang dan pendek itu seperti apa kriterianya. Untuk itu redaksi mencoba menghubungi melalui Ponsel ke BnR satoe..
“Kalau kriteria yang paling gampang begini aja kalau bunyi sedang itu minimal 20 detik sekali bunyi. Kurang 20 detik itu bunyi pendek dan diatas 20 detik itu bunyi panjang itu aja patokannya. Tinggal sekarang kita lihat durasi kerjanya kalau panjang hanya bunyi misalnya 5 kali dibanding Love Bird bunyi sedang bunyi sampai 10 kali atau lebih. Sudah dapat dipastikan yang layak Juara yang bunyi sedang sampai 20 detik dan bunyi sampai 10 kali”. kata Bang Boy menjelaskan melalui Ponsel.
Memang kalau kita lihat Durasi adalah kunci utama dilomba BnR tapi ditunjang dengan Irama Lagu yang lebih dari burung lainnya. Jadi gacor kalau pendek-pendek bukan jaminan burng bisa menang dilomba lomba BnR. Jangan bicara Durasi kerja kalau suara pendek yang dikeluarkan Love Bird menuntut untuk masuk Nominasi.
“Selama ini kalau aku lihat banyak yang salah persepsi tentang yang namanya Durasi kerja pada lomba burung. Memang Durasi kunci utama dalam lomba BnR tapi liat bagaimana dulu burungnya. Kalau pendek tapi gacor memang Durasi dapat tapi di Irama lagu minimal 20 detik nggak masuk. Sudah dapat dipastikan burung tersebut maksimal hanya dapat Nominasi karena menghargai Durasi kerja burung tersebut. Tapi kalau untuk mendapatkan Bendera Nominasi yang tidak bisa karena tidak masuk dalam kriteria bunyi sedang atau bunyi panjang”. kata Bang Boy menjelaskan. (Red)
Pakem Penilaian Kenari Yorkshire
20/Agustus/2014 | Dibaca 8,196 kali
Kenari yorkshire (YS) merupakan burung penyanyi yang
mempunyai badan tegak dan ideal. Bahkan di Inggris negara asal yorkshire burung
ini diandalkan untuk body kontes. Sementara, selama ini YS di Indonesia kita
tahu hanya dijadikan indukan bagi para peternak kenari.
Namun di tangan Bang Boy, burung
kenari berpostur besar ini mulai diikutsertakan dalam lomba berkicau dan mampu
meraih juara. Karena itu, setelah berhasil mengangkat burung jenis kenari, Bang
Boy kembali membuka Kelas Yorkshire kenari besar di lomba BnR.
Pada umumnya kriteria penilaian
burung kenari berpedoman pada;
- Irama lagu
- Volume
- Gaya/fisik
- Durasi Kestabilan
Namun pada penilaian kenari YS
berbeda, tidak seperti penilaian kenari pada umumnya. Melainkan ada pakem-pakem
yang menjadi kunci penilaian tersendiri. Pakem penilaian kenari YS ini
diurutkan menjadi;
- Irama Lagu
- Volume
- Durasi
- Fisik/gaya
- Postur tubuh
Menurut H Dodot dari BnR, Irama lagu
pada YS ini berbeda dengan kenari umumnya. Dia harus bagus dan banyak
suara-suara tekukkan seperti cekier..cekier..cekier.. Sementara menurut Bang
Boy, irama lagu isian/standar bisa digabung, “Karena ada kenari YS lokal yang
dilatih isian, itu diizinkan juga untuk ikut serta. Digabung dengan yang
import, irama lagu harus panjang-panjang, tidak boleh patah-patah,” jelas Bang
Boy.
Untuk volume harus keras (besar),
bersih (jernih), dan kristal tajam. Sementara untuk durasi kenari umumnya harus
gacor dalam membawakan nyanyian kerjanya dari awal hingga akhir dengan durasi
kerja di atas 80%. Sementara untuk pakem YS durasi kerjanya hanya diambil 60 –
70%.
Fisik harus sempurna, dengan bulu
mulus (tidak kusam) tidak cacat mata, sayap, ataupun ekornya. Dan untuk gaya,
kenari yang bagus suaranya harus ngedur, sambil duduk manis di atas tangkringan
(tidak turun ke bawah sangkar) dan tidak nabrak-nabrak sangkar.
Dan untuk fisik/postur tubuh YS
diambil 30%. “Fisik yang baik contohnya world champion yorkshire di Google,
terutama untuk postur big size. Sementara untuk warna bebas, tidak
menentukan nilai,” ujar Bang Boy.
Dalam hal ini peserta/pemilik burung
menurutnya bisa masuk ke dalam lapangan, asalkan tidak mengganggu jalannya
lomba, “Begitu mengganggu jalannya lomba, langsung didiskualifikasi,” kata Bang
Boy tegas. (Evan)
Penilaian Lomba BnR Mengutamakan Durasi Kerja
19/Januari/2015 | Dibaca 6,644 kali
Suasana Lomba Kicau Burung (Foto:
Dok. MediaBnR.Com)
Pertama.- Saat burung digantangkan, amati kinerja burung yang kita gantang. Apakah sedang bekerja atau tidak. Kemudian juga lihat maksimal atau tidak..Burung tersebut bekerja terus menerus dari awal sampai akhir. Kalaupun burung tersebut menarik nafas tidak terlalu lama diam hanya hitungan detik burung tersebut bekerja kembali. Lha dari inilah kita bisa menilai apakah burung yang kita gantangkan seperti telah memenuhi kriteria tersebut.
Kedua – Setelah Durasi burung dibanding dengan yang lain, dan lebih unggul baru kita mulai menilai irama lagu burung kita. Kriteria irama lagu, tolong lebih dipahami, bukan banyaknya tembakan yang dikeluarkan oleh burung. Tapi irama lagu kicauannya sampai hingga 70% atau tidak. Lantas yang 30% adalah tonjolan atau tembakannya. Setelah itu kita bandingkan irama lagu dengan burung yang kinerja kerjanya sama dengan burung kita.
Ketiga – Kemudian setelah 2 tahapan masuk kriteria diatas kita dengarkan Volume dari burung yang kita gantangkan.Bagaimana dan sekeras apa volume yang dikeluarkan oleh burung kita.
Kalau tiga tahapan ini memang riil adanya dan memang masuk criteria, maka sudah ada jaminan burung tersebut akan mendapatkan nominasi. Ketiga tahapan ini juga harus menggunakan hati nurani saat kita menilai burung kita sendiri. Kadang kicaumania ada yang protes dengan ucapan “burung kayak itu, dibanding burung saya layak punya saya”. Tapi secara jujur apa kita pernah melihat 100% kerja burung lain disaat lomba burung?
Suasana
Peserta yang Tertib (Foto: Dok. MediaBnR.Com)
“Kalau aku secara pribadi bilang tidak ada seorang peserta mengamati burung
lawan dari awal sampai akhir.Kebanyakan dia akan melihat saat burung sudah
dinominasi baru kemudian membandingkan dengan burungnya.Tapi apakah peserta
tahu sebelum masuk Nominasi kerja burung itu lebih hebat dari pada punyanya,”
kata Bang Boy menjelaskan pendapatnya.Di sinilah kandang terliahat seorang peserta lomba menilai burung tidak menggunakan hati nurani. Sedangkan Juri dituntut menggunakan hati nurani saat mereka bekerja menilai burung. Semua bisa merasakan suatu kemenangan yang murni kalau ditunjang burung yang berkualitas. Apakah burung yang berkualitas itu adalah burung yang harganya mahal?.
“Burung berkualitas adalah burung yang saat digantangkan bisa mengalahkan burung lain saat itu. Tanpa bantuan juri bantuan dengan menyebar upeti atau menjanjikan odeng,” kata Bang Boy.
Sekarang siap tidak kicaumania untuk ikut di lomba BnR yang memang dikemas kedepan ini dengan transparan. Jelas terlihat di depan mata kepala dan semua melihat dan mengakui memang itu burung yang juara?.(Mc)
PAKEM PENILAIAN BURUNG VERSI BnR
4/November/2014 | Dibaca 6,582 kali
Lomba burung berkicau semakin hari semakin semarak di setiap daerah dan di
hampir semua pelosok negeri ini. Berbagai macam event organizer (EO)
sekarang bersemangat untuk mengadakan lomba, sampai tidak ada jeda satu minggu
burung untuk istirahat. Tapi dibalik semua lomba itu kita memang harus paham
terlebih dahulu tentang PAKEM penilaian burung. Terutama kualitas burung
seperti apa, yang memang layak untuk menjadi juara di arena lomba burung.
Suasana Lomba Burung Berkicau (Foto: Dok.
MediaBnR.com)
Disinilah kita akan membahas PAKEM BnR tentang penilaian burung yang layak
untuk menjadi juara. Untuk jelasnya berikut kita simak penjelasan dari sang
Maestro Perburungan Indonesia—Bang Boy, yang memang telah sukses menciptakan
suatu lomba burung bergengsi dan berkualitas dengan INOVASI barunya.PENJELASAN BANG BOY TENTANG PAKEM PENILAIAN BURUNG DI LOMBA BnR
BnR memang membuat inovasi baru dalam lomba-lomba burung yang sekarang ini menjadi naik daun. Ada beberapa hal yang perlu dipahami oleh para kicaumania sebelum turun dan mengikuti lomba BnR dimana saja.
BnR mempunyai PAKEM penilaian yaitu Irama lagu, Volume dan Durasi kerja. Jadi kalau disingkat rumusannya IVD. Kalau kita amati kunci akhir dari Juri BnR menentukan untuk burung diajukan Nominasi adalah Durasi kerjanya. Sebagus apapun Irama lagu dan Volume burung tersebut, tapi bilamana kurang dalam kinerja kerjanya, sudah dapat dipastikan burung tersebut tidak akan diajukan oleh Juri BnR untuk masuk Nominasi Juara. Mari kita bahas satu per satu IVD (Irama lagu, Volume, Durasi kerja)
IRAMA LAGU
Irama lagu yang dimaksudkan di sini adalah lagu yang dibawakan oleh burung tersebut, atau lebih jelas lagi kicauan burung tersebut. Banyak Irama lagu yang dibawakan oleh burung tergantung dari burung apa yang dijadikan masteranya.
Ilustrasi (Foto: ist)
Dalam Irama lagu di sini juri akan menilai perpindahan burung dari
membawakan satu lagu ke lagu yang lainnya. Kalau burung tersebut hanya
membawakan satu Irama lagu sudah dipastikan juri tidak akan mengajukan
nominasi. Irama lagu juga harus banyak mempunyai variasi lagu yang dibawakan
oleh burung tersebut. Pakem BnR 70 % Irama lagu atau lagu kecil dan ngerol
dibawakan oleh burung tersebut. Kemudian baru tonjolan atau tembakan, ada juga
yang bilang senjatanya.Tonjolan di sini juga ada variasinya, bukan hanya satu tembakan dari satu jenis burung saja. Misalnya burung hanya menembak suara cililin saja, tanpa ada tembakan suara dari burung jenis lain. Juri dengan burung tipe satu jalur ini, tidak akan mengajukan Nominasi untuk dijadikan juara.
VOLUME
Volume kicauan yang dikeluarkan oleh seekor burung merupakan salah satu penunjang burung untuk bisa masuk Nominasi. Volume suara burung ini salah satu faktor terpenting pada saat burung sedang dilombakan.
Karena sebagus apapun variasi lagu, kalau Volume suara yang dikeluarkan oleh burung tersebut tipis atau terdengar samar-samar, maka juri dengan posisi Irama lagu yang sama sudah dipastikan akan memilih burung yang mempunyai Volume kencang dan terdengar hampir di semua lapang (istilahnya Volume tembus). Karena bendera favorit itu diberikan memang untuk burung yang sangat sempurna sekali.
DURASI KERJA
Para juri setelah mendapatkan burung yang mempunyai Irama lagu di atas rata-rata dan mempunyai Volume di atas rata-rata burung lain, maka juri mulai melihat kinerja kerja burung tersebut. Dan memang kalau dari awal rata-rata semua burung akan bekerja. Biasanya ada sebagian burung di tengah dia tidak bekerja, tapi di akhir baru mulai bekerja lagi.
Dan ada juga diawal kerjanya biasa saja, tapi di tengah dan akhir dia kerja bagus. Yang menjadi pertanyaan sekarang, Durasi kerja yang seperti apa yang akan membuat juri mengajukan burung tersebut untuk di Nominasi?
Para Juri BnR (Foto: Dok. MediaBnR.com)
Juri akan melihat kerja awal, kerja tengah, dan kerja akhir sebelum diajukan
Nominasi. Kalau burung dari awal sampai akhir kinerja kerjanya di atas
rata-rata lawannya, sudah dapat dipastikan burung tersebut akan diajukan untuk
dinominasi. Tapi perlu diingat, bukan kinerja kerjanya bagus sudah menjadi
jaminan akan diajukan untuk masuk Nominasi. Kinerja kerja yang bagus dari awal
sampai akhir juga harus ditunjang Irama lagu dan Volume yang bagus.Jadi intinya PAKEM penilaian BnR untuk lomba burung rumusannya adalah IVD (Irama lagu, Volume, Durasi kerja). Tambahan juga untuk para kicaumania di sini kita berbicara “lomba burung berkicau”. Jadi yang akan kita nilai adalah kicauan dari burung tersebut yang utama. Kalau gaya dan lain-lain itu hanya bahan untuk menambahkan poin kepada burung tersebut.
Misalnya pada kacer, burung posisi IDV sama, baru juri akan melihat nilai tambahanya untuk gaya burung tersebut. Untuk cucak hijau IVD sama, juri akan melihat nilai tambahanya burung tersebut ngetrok apa tidak dan banyak ndidis apa tidak? Begitu juga kapas tembak setelah IVD sama, akan dilihat nilai tambahnya dengan melihat sering tidaknya buka ekor. Contoh burung yang disebabkan tadi artinya adalah :
PAKEM BnR yang utama adalah Irama lagu, Volume, dan Durasi kerja atau disingkat IVD. Diluar IVD merupakan faktor nilai tambahan untuk burung tersebut,” kata Bang Boy menjelaskan secara detail PAKEM penilaian BnR. (Abak)
Belajar Pakem Burung Baru Lomba!
2/Juli/2015 | Dibaca 10,793 kali
Bang Boy
MediaBnR – Lomba burung yang diselenggarakan oleh suatu
Yayasan atau Organisasi ataupun EO mempunyai Pakem masing masing. Jadi jangan
selalu beranggapan kalau disuatu lomba burung tidak masuk Nominasi karena Juri.
Karena ada permainan ataupun karena kandang yang sudah diciri oleh Juri.
Sebenarnya paling utama dalam lomba burung khususnya di BnR, Pahami Pakem
penilaian BnR tentang burung itu seperti apa. Pakem BnR terdiri dari 4 unsur
antara lain :1.DURASI KERJA
2.IRAMA LAGU
3.VOLUME
4.FISIK BURUNG
Utama dalam penilaian burung dilomba BnR dan merupakan harga mati bagi penilaian adalah DURASI KERJA. Durasi kerja saja banyak sekali peserta yang tidak memahami apa arti dari Durasi kerja.
“Bukan burung yang kerja monoton sudah pasti bisa masuk Pakem BnR jangan salah. Durasi kerja yang dimaksud adalah :
Kicauan burung itu panjang dan nafasnya panjang serta saat dia mengambil nafas jedanya tidak lama.
Bukan burung yang kerjanya maksimal ngedur tapi kicauannya pendek pendek contoh di Kenari dan Love Bird. Burung seperti itu yang dicari oleh Juri atau masuk Pakem BnR lo.. Disini yang selalu salah persepsi dari para peserta lomba BnR. Awas tolong diperhatikan ini bukan Durasi maksimal suara pendek-pendek yang dicari ya!”. kata Bang Boy menjelaskan apa arti Durasi kerja di BnR.
Apa yang disampaikan Bang Boy memang sering terlihat dilomba BnR yang akhirnya menuai protes. Jadi hendaknya para peserta lomba di BnR pahami dulu dengan benar makna Durasi kerja dilomba BnR.
“Ya jangan karena Love Bird bunyi tek tek terus menerus menutut menang. Atau Kenari yang ngedur ngedobelnya cepat tapi pendek pendek minta menang. Panjang juga Love Bird ataupun Kenari liat dulu berhentinya bagaimana?. Kalau berhentinya matah atau mendadak yang nggak bisa juga masuk Nominasi donk”..kata Bang Boy.
Sebenarnya sudah sangat jelas keterangan atau penjelasan yang selalu disampaikan oleh orang nomor satu di BnR. Tapi itu tadi kadang dari peserta paham tapi pura pura tidak paham dan hanya tahu Durasinya bagus harus menang. Jadi kedepan hendaknya para peserta lomba memahami benar apa arti dari Durasi kerja burung. Bukan hanya burung kerja dari awal sampai akhir dengan suara yang pendek bisa masuk. Namanya saja lomba burung berkicau jadi kicauannya yang panjang dan Irama yang bagus serta burung kerja dari awal sampai akhir.
“Pakem BnR memang sangat berat dan benar benar Juri sangat teliti dalam menilai burung. Karena itu burung yang bisa Juara dilomba BnR memang benar benar burung yang berkualitas!”. pesan Bang Boy.
Para Kicaumania mari pahami arti Durasi kerja burung dilomba BnR dan ingat kerja bagus suara panjang berhenti bagus itu burung yang dicari diBnR. (Red)
Sistem Penilaian Lomba BnR Award 2013
10/Januari/2013 | Dibaca 7,108 kali
Tinggal
beberapa hari lagi gelaran terakbar BnR yang bertajuk BnR Award akan
dilaksanankan. Gelaran yang memang menjadi agenda BnR setiap tahun. Untuk
sistem penilaian BnR terhadap burung yang akan dilombakan. Pertama yang wajib
Kicaumania dan peserta gelaran BnR Award pahami adalah pakem penjurian BnR..
PAKEM PENJURIAN BnR ADALAH IRAMA LAGU, VOLUME DAN DURASI KERJA
Bilamana ketiga unsur irama lagu, volume dan durasi kerja salah satu tidak dipenuhi oleh burung. Kecil sekali harapan burung tersebut akan mendapatkan bendera nominasi, apalagi mendapatkan bendera favorit. Melihat burung dilihat dari awal dia bekerja kemudian tengah dan akhir burung bekerja. jadi jangan bicara saat diawal burung bekerja ditengah tidak maksimal kemudian diakhir bekerja beranggapan burung tersebut bekerja dan layak. Karena setiap burung yang bekerja atau tidak diawal, ditengah dan akhir ada dalam catatan korlap yang sedang bertugas.
KHUSUS PENILAIAN PADA KLAS BEST OF THE BEST (BOB)
Burung murai batu & Kacer
Seperti kita ketahui bersama jenis burung murai batu adalah burung tempur dihabitatnya. Pada saat digantangkan yang diniali oleh Juri BnR dengan menggunakan pakem BnR. IRAMA LAGU, VOLUME dan DURASI KERJA.
Irama Lagu yang dinilai adanya lagu kecil dan adanya tonjolan pada burung murai batu tersebut. jadi kalau murai batu hanya mengandalkan tonjolan saja jangan berharap untuk mendapatkan nominasi. Karena cara burung murai batu memainkan lagunya dan caranya mengganti lagunya ini jadi penilaian bagi juri BnR. Sama halnya untuk burung kacer pada kelas BOB ini, kacer tidak boleh menggunakan jebakan apapun dilantai kandang. Kalau kacer turun kelantai dasar pada saat digantangkan. tapi tidak terlalu lama dan tidak terlalu sering burung tetap layak menjadi juara.
Perlu menjadi perhatian, tetap pakem irama lagu,volume dan durasi kerja patokan juri BnR. Burung duduk yang tidak punya irama lagu akan kalah dengan burung agresif tapi mempunyai irama lagu, volume dan durasi kerja.
Kok burung saya kalah padahal burung saya duduk?. Di BnR bukan burung duduk yang dilombakan dan mencari burung yang duduk, tapi di BnR yang dicari burung yang dahsyat. Gaya burung kacer adalah sebagai poin tambahan untuk burung kacer tersebut. Jadi jangan dibalik, nanti burung gaya harus menang dengan burung yang mempunyai irama lagu dan volume serta durasi kerjanya. kemudian kacer yang ngebalon tapi bendera kecil belum full masih layak menjadi juara.
ANIS MERAH DAN ANIS KEMBANG
Intinya sama pada pakem BnR yaitu irama lagu, volume dan durasi kerja burung. Namun ada sedikit perbedaan perbedaan pada anis merah dan anis kembang. Burung loncat pada saat bendera belum terisi full masih layak mendapatkan juara. Tapi pada saat bendera penuh atau sudah dinominasi burung loncat, burung tetap mendapat nominasi tapi tidak berhak untuk mendapatkan bendera favorit. Bagi anismania, perlu diperhatikan burung anis saat bekerja danga atau diam semua ada dalam catatan korlap yang sedang bertugas. Jadi para peserta jangan hanya melihat burungnya saat pules, namun lihat juga saat burung danga atau diam.
BURUNG LOVEBIRD
Penilaian pada burung love bird sama dengan burung yang lain. Namun disini perlu dipahami oleh love bird mania, poin untuk menetukan lovebird mendapatkan nominasi adalah, dihitung tarikan panjang dari lovebird tersebut serta irama lagunya. Bukan gacor suara crecet pendek berharap untuk mendapatkan nominasi. Kemudian setelah nominasi burung nembak kicaumania beranggapan itu yang layak juara. Nanti dulu, catatan sebelum nominasi banyak mana yang mengeluarkan tembakan.
contoh: gantangan 23 sebelum nominasi di catatan dia nembak 12 kali. kemudian gantangan 14 sebelum nominasi dia nembak 7 kali. Saat nomiasi gantangan 14 nembak 2 kali dan gantangan 23 1 kali. Bukan gantangan 14 yang harus menjadi juara tapi gantangan 23 yang layak. Poin gantangan 23 dari sebelum nominasi dan setelah nominasi berjumlah 13 kali nembak sedangkan nomer gantangan 14 total 9 kali.
Itulah penilaian BnR harus dipahami terlebih dahulu. Agar terasa nyaman dalam berlomba di BnR. Karena kalau kita sudah paham kita sudah dapat menilai sendiri burung kita layak atau tidak.
KRITERIA PENILAIAN LOMBA KACER
Kicaukan-Kriteria Penilaian Lomba
Kacer.Burung
kacer atau poci merupakan salah satu jenis burung kicau yang masuk jajaran
10 besar burung kicau paling diminati di Indonesia. Burung kacer memiliki suara
kicauan yang keras dengan style yang elok. Tetapi pernahkah anda melihat lomba
burung kelas kacer? Atau pernahkah kacer jagoan anda ikut lomba?
Mengikutsertakan kacer dalam sebuah lomba tentu membutuhkan persiapan yang
matang agar kacer kita tampil maksimal. Ada beberapa hal yang wajib anda
perhatikan dalam perawatan kacer sebelum lomba dan setelah lomba. Tetapi kali
ini kami akan berbagi informasi mengenai kriteria penilaian lomba kacer
oleh juri. Khususnya bagi para pemula yang baru akan mengikuti lomba kacer.
Mari langsung saja kita simak informasi lengkapnya berikut ini.
Kriteria
Penilaian Lomba Kacer memang wajib
anda ketahui. Karena hal ini sangat penting untuk anda pahami terlebih dahulu
sebelum kacer anda ikut kontes/lomba. Ada sebagian orang yang bertanya, "Mengapa
kacer A yang menang?" Padahal kacer saya lebih bagus." Atau ada
pertanyaan lain, "Gimana agar kacer menang lomba?" Apa saja yang
dinilai?" Nah kami akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut secara
lengkap dan jelas. Tetapi sebelumnya anda wajib membaca artikel tentang kacer
berikut ini terlebih dulu :
- Kacer Diam Saat Lomba?
Ini Solusinya
- Memahami Kesiapan Kacer
Sebelum Lomba
- Cara Paling Ampuh
Mengatasi Kacer Mbagong
- Perawatan Kacer Sebelum
Lomba dan Setelah Lomba
- Ciri-Ciri Kacer Jantan
dan Betina
Setelah
anda membaca artikel-artikel di atas, mari kita kembali ke topik semula. Akan
kami paparkan kriteria penilaian lomba kaceroleh juri. Tentunya agar tak
terjadi perselisihan dan rasa tidak terima atas hasil lomba tersebut.
Kriteria Penilaian Lomba
Kacer
Ada
beberapa penilaian dalam lomba kelas kacer/poci. Dan juri memiliki hak penuh
atas penilaian masing-masing kacer. Berikut ini yang dinilai dalam lomba kacer
:
1.
Volume kicauan kacer
Kacer
juara pastinya memiliki volume kicauan yang keras dan lantang. Setidaknya juri
bisa mendengar kicauan kacer dengan jelas. Volume yang keras dan suara yang
tebal menjadi nilai plus untuk kacer anda.
2.
Irama dan lagu
Kacer
yang bagus adalah kacer yang memiliki irama yang indah. Irama yang baik adalah
suara kasar namun sangat melengking. Dan anda harus tahu bahwa suara kacer yang
hanya cuit-cuit bukanlah irama yang bagus. Sedangkan lagunya, kacer yang bagus
adalah kacer yang bisa membawakan lagu bervariasi/tidak monoton. Kacer yang
bagus bisa membawakan lagu yang berganti-ganti. Ini sangat berkaitan dengan
isian kacer anda. Anda bisa memberikan masteran/isian untuk kacer anda agar
lagunya bukan itu-itu saja.
3.
Power kacer
Power
atau kekuatan kacer dinilai saat kacer sedang berkicau. Kacer yang bagus adalah
kacer yang suaranya sangat keras saat berkicau. Namun ada juga kacer yang
terlihat membuka paruh dan berkicau tetapi tidak terdengar oleh juri.
4.
Kicauan yang ngerol
Kacer
jawara memiliki karakter suara kicauan yang ngerol/kontinyu. Dalam lomba kacer,
penilaian sangat memperhatikan kicauan kacer. Jadi siapkan kacer anda agar
ngerol sebelum tampil di arena lomba.
5.
Intonasi/nada
Kriteria
penilaian kacer yang selanjutnya adalah apakah intonasi kacer enak didengarkan.
Sebagai caontoh, intonasi yang bagus adalah dari nada rendah-sedang-tinggi.
Atau tinggi-sedang-rendah. Atau bisa juga tinggi-rendah-tinggi. Intonasi yang
baik pasti enak didengarkan dan akan mendapat nilai lebih dari juri.
6.
Jeda yang pendek
Jeda yang
pendek menjadi penilaian oleh juri. Artinya, juri akan memberikan nilai lebih
pada kacer yang berganti lagu dengan jeda/istirahat yang pendek.
7.
Style/gaya berkicau
Kacer
yang dinilai bagus adalah kacer yang suka bergaya saat sedang berkicau.
Misalnya kacer berkicau sambil ngobra, buka sayap, buka ekor, atau meliuk-liuk.
Kacer yang berkicau namun tanpa gaya sedikit kurang menarik untuk juri.
8.
Durasi berkicau
Dalam
lomba kacer pasti ada kalanya kacer diam dulu dan tidak berkicau. Namun jika
ingin mendapat nilai plus, maka kacer nada harus berkicau minimal 80% dari
total waktu yang disediakan. Misalnya, panitia memberikan waktu selama 2 jam.
Itu artinya kacer anda harus berkicau selama kurang lebih 1,5 jam. Semakin
rajin kacer anda berkicau, semakin besar kemungkinan kacer anda menang.
9.
Kondisi fisik kacer
Tak bisa
dipungkiri bahwa kacer yang memiliki fisik yang sempurna adalah idaman para
juri. Artinya kacer tidak cacat secara fisik. Kacer yang mendapat nilai lebih
adalah kacer yang tidak cacat. Mulai dari paruh, bulu, ekor yang bagus, mata
yang sehat, dan lain sebagainya.
Dari
sekian banyak kriteria, tentu anda ingin kacer anda memiliki semua kriteria
tersebut. Dengan memiliki semua kriterian penilaian juri, kacer anda memiliki
kans yang besar untuk menang. Kacer gacor
adalah kacer yang rajin berkicau. Namun yang terpenting anda harus
mempersiapkannya dengan matang. Keputusan ada di tangan juri dan panitia. Anda
tak perlu protes, tetapi anda lebih baik mempersiapkan kacer anda sebelum
lomba. Semoga Sukses Sobat.!!!
Sobat
kicaukan, demikian informasi yang dapat kami sampaikan tentang kriteria
penilaian lomba kacer. Semoga bermanfaat bagi anda semua, dan terima
kasih telah membaca artikel ini. Simak terus Kicaukan Klub Burung Kicau untuk
mendapatkan berbagai macam informasi penting seputar dunia burung dan
perawatannya. Salam kicau, semoga sukses.!!!
11 poin penilaian kelas kacer dalam lomba burung berkicau
Pada umumnya pakem penilaian lomba
di kelas kacer antara EO yang satu dan lainnya hampir sama. Memang, sistem
penilaian lomba burung berkicau saat ini mengalami perkembangan dibandingkan
dulu, termasuk di kelas kacer.
Untuk kacer, misalnya, penilaian
difokuskan pada burung yang paling bagus, memiliki kualitas lebih, stamina yang
kuat, dan kinerjanya maksimal.
Seekor kacer jawara mestinya hebat
di semua segi, baik irama, lagu, volume, ngerolnya, durasi kerjanya, intonasi,
isian, speed, keutuhan fisik, dan gayanya.
Saat ini banyak kacer yang
bagus-bagus. Para pemiliknya pun makin memiliki keterampilan merawat yang
detail, mulai dari cara menampilkan di lapangan, setelan yang pas, cara
memaster yang bagus, dan pemberian extra fooding
(EF) dengan porsi tertentu sehingga powernya muncul maksimal.
Kacer-kacer yang berlaga pun makin
ciamik di lapangan. Sering terjadi dalam lomba, di mana banyak kacer yang
sama-sama bagusnya, memiliki kualitas dan kriteria penilaian untuk menjadi
juara. Tidak heran jika para juri harus ekstra hati-hati dalam menilai, karena
perbedaan kualitas antarpeserta ini sangat tipis.
Namun tim juri harus menentukan satu
di antara sekian burung terbagus dan memiliki kelebihan yang lebih di semua
aspek.
Suasana lomba di kelas kacer
Bagaimana dengan kacer yang shownya
indah?
Ada yang bertanya, bagaimana
dengan kacer yang shownya bagus ketika dilihat dari bibir lapangan, namun
ketika koncer tidak meraih bendera koncer sama sekali? Ada juga yang
membahas masalah kacer ngerol duduk, tetapi ekornya tidak membuka: ibarat sayur
tanpa garam alias kurang komplet.
Namun ada burung yang shownya bagus,
tetapi ketika didengar dari bawah gantangan, volumenya nggak keluar alias gembozzz,
seperti tanpa tenaga. Ya pastinya akan tersisih oleh kacer yang lain
Gaya kacer King Safir milik Om
Wahid.
Beberapa pemain pemula nampaknya
masih butuh pengertian. Kalau hanya melihat penilaian dari bibir lapangan,
tentu kurang mengerti apa saja yang dinilai tim juri.
Mungkin ada beberapa pemain yang
bingung. Dalam beberapa artikel yang dibacanya, penilaian tak lepas dari irama
dan lagu. Ya memang begitu, lomba burung berkicau selalu memperhatikan irama
dan lagu yang merdu. Bukan pada gayanya saja yang meliuk-liuk.
Kacer Ibra dengan gaya ngentrok
seperti cucak hijau.
Kalau gaya saja, berarti namanya
bukan lomba burung berkicau, melainkan lomba burung bergaya, seperti model di
atas cat walk, he.. he..
Jadi tidak ada jaminan kalau shownya
indah pasti menang. Bukan jaminan pula kalau shownya indah nggak masuk kriteria
penilaian.
Gaya ndlosor kacer Senopati
Itulah secuil pengantar bagi Anda
jika ingin memahami penilaian lomba burung berkicau, khususnya di kelas kacer.
11 poin penilaian kelas kacer dalam lomba burung berkicau
Artikel ini diberi judul 11 poin
penilaian kelas kacer dalam lomba burung berkicau, karena juri lomba akan
memperhatikan 11 aspek penilaian berikut ini:
1. Irama
Irama yang dilantunkan seekor
kacer harus unik, dengan menonjolkan suara yang kasar (memekik di telinga).
Jadi bukan sekadar suara siulan kacer yang terdengar cuit.. cuittt.
Siulan-siulan seperti itu bisa dikatakan ngeban-ngeban, sehingga kurang
bagus untuk kacer lomba.
2. Lagu
Lagu yang dibawakan berganti-ganti
alias tidak monoton. Seekor kacer lomba harus bisa mengubah dari satu lagu
yang dinyanyikannya, berganti ke lagu yang lainnya. Kalau satu lagu
diulang-ulang, ya berarti monoton sehingga kurang menambah nilai.
3. Volume
Volumenya harus terdengar di telinga
juri ketika burung tersebut dinilai. Kacer lomba memiliki suara yang keras,
tidak tipis alias suaranya tebal.
4. Ngerol
Kacer harus bunyi secara kontinyu,
atau biasa disebut ngerol. Di sini burung harus mempunyai nafas yang panjang,
sehingga jika dinilai juri bisa tampil menyanyi terus, dengan lagu-lagunya yang
tidak monoton.
5. Speed / Spasi
Saat pergantian dari satu lagu ke
lagu berikutnya harus terdengar rapat, seperti tidak ada jeda. Tapi yang
namanya burung, ya pasti ada jeda saat menggambil nafas. Nah, di sinilah juri
akan mencermati tingkat kerapatannya . Yang mendapat nilai tinggi adalah kacer
yang jeda / ambil nafas saat berkicau sedikit celahnya.
5. Intonasi
Intonasi adalah naik-turun alunan
lagu yang dibawakan kacer saat berkicau. Kalau dilukiskan dalam kata-kata,
rangkaiannya adalah: nada tinggi – rendah – tinggi – sedang – rendah – tinggi.
Jadi, seperti bergelombang dan tertata rapi sehingga enak didengar di
telinga.
7. Power
Kacer memiliki tenaga saat menyanyi,
sehingga jelas terdengar / tidak gembos. Pengertian gembos adalah seperti
menyanyi, namun tidak ada suaranya. Paruhnya membuka, namun tidak terdengar di
telinga juri.
8. Isian
Variasi isian yang dimiliki burung
kacer bermacam-macam. Masing-masing burung memiliki ciri khas yang cenderung ke
suara kasar. Ini bukan wajib ya, tetapi varian yang bagus mungkin suara
burung-burung kecil atau burung yang memiliki karakter suara frekuensi tinggi.
Contoh: burung-madu (“kolibri”), pelatuk,
jalak, cucak
jenggot, cililin, tengkek buto, siri-siri, kenari,
blackthroat, branjangan, sanma, hwamei, lovebird, kapas tembak, ciblek, dan masih banyak lagi.
9. Durasi kerja
Saat penilaian lomba, burung harus
bisa melewati batas minimal 80-85 % dari waktu yang disediakan panitia. Faktor
yang mengurangi nilai aspek durasi kerja antara lain: ngeruji ke sangkar alias
nabrak jeruji, turun ke dasar sangkar alias ngelantai, mbagong /
mbalon / kuda laut.
10. Gaya / Tarian
Gaya sebenarnya merupakan penunjang
dari semua aspek penilaian yang sudah dijelaskan di atas. Gaya yang diharapkan
muncul antara lain meliuk-liuk, buka ekor, buka sayap, ngerol menghadap ke
atas, dan sebagainya.
Jika ada dua ekor kacer memiliki
kesamaan dari poin 1 – 9, tetapi kacer A memiliki gaya dan kacer B tidak
memiliki gaya, maka yang layak menang adalah kacer A karena memiliki gaya yang
lebih indah dilihat.
11. Fisik
Kacer lomba harus memiliki kondisi
fisik yang utuh, mulai dari mata, sayap, paruh, kaki, ekor, hingga kerapian bulu, dan sebagainya.
Rincong Aceh, salah satu kacer
terbaik Indonesia, memiliki semua aspek penilaian.
Kesimpulannya:
Akan lebih bagus lagi jika kacer
Anda memiliki semua kriteria, sehingga aspek penilaiannya komplet, mulai
dari irama, lagu, volume,ngerol, speed, isian, intonasi, dan gaya yang indah.
Suaranya mbeset-mbeset kasar.
Selain itu, kacer mengeluarkan
suaranya secara ngerol ,ngelagu, nembak, speed rapat, volume keras dan tebal,
durasi kerja maksimal, stamina kuat / tidak gembos, serta tidak mbagong atau
mbalon.
Satu hal lagi, kacer termasuk burung
yang memiliki sifat figther / tempur. Kalau bertemu musuh, dia akan mengajak
bertempur, terutama di sekitar gantangannya.
Nah, juri pun akan memperhatikan
jika ada kacer yang agresif terhadap lawannya. Namun agresif di sini bukan
dalam arti nabrak sangkar atau ngeruji, melainkan mengajak bertempur
lawan-lawan di sebelahnya.
Sekadar catatan saja, mbalon /
mbagong pada burung kacer menunjukkan kondisi birahi tinggi. Jika
didengarkan, suaranya hanya krekkk.. krekk.. krekkk.
Kacer mbagong
Mungkin ada EO yang masih memberi
toleransi. Jika kacer mbagong pada awal penilaian / sebelum full tertancap 6
bendera kecil, maka dia masih bisa koncer. Tetapi apabila terlihat di tengah
dan akhir penilaian, maka ia akan terkena diskualifikasi meski hanya sebentar
(misalnya 2-5 detik), sehingga ia tetap mendapat bendera tanda mbagong.
Namun ada juga EO yang langsung
memberi bendera tanda mbagong, sehingga kacer tersebut tidak bisa masuk
nominasi. Jadi, ini memang tergantung aturan dari EO masing-masing. Kalau saya
sendiri berpendapat, burung kacer tidak boleh mbagong dari awal hingga akhir
waktu penilaian.
BnR Terapkan Sistem Baru di BnR Award
28/Mei/2015 | Dibaca 5,054 kali
MediaBnR.Com – Pada tanggal 7 Juni 2015 nanti Yayasan BnR akan menerapkan sistem penilain burung dengan metode baru. Pakem BnR durasi kerja, irama lagu, volume dan fisik akan benar benar diterapkan di ajang bergengsi ini. Ada beberapa hal yang perlu dipahami oleh para kicuamania khusunya dalam penjurian Kacer.
Kacer saat digantangkan ngebagong langsung akan diberi bendera diskualifikasi
Jadi tidak ada jeda lagi dalam penilaian kacer saat digantang kacer tersebut ngebalon langsung tidak akan dinilai. Begitujuga keadaan burung yang akan dilombakan pada BnR Award nanti.
Burung yang kena fisik akan langsung diberi bendera Diskulifikasi
Tidak ada toleransi untuk burung yang kena fisik dan akan diberlakukan dari awal tidak akan dinilai. Sebagus dan sedahsyat apapun burung tersebut tidak akan dinilai oleh Juri BnR. Karena seperti yang sering disampaikan oleh BnR Satoe, Bang Boy, “Burung yang mendapatkan bendera Favorite harus burung yang benar benar sempurna semuanya!”
Mohon jadi perhatian bagi para kicaumania atau peserta yang akan turun di gelaran BnR Award nanti. Jangan mencoba menurunkan burung yang fisiknya bermasalah karena jelas tidak akan ada nilai dari Juri BnR. Yayasan BnR menerapkan sesuatu demi kemajuan dalam dunia perburungan ini. Bukan untuk mempersempit gerakan kicaumania dalam lomba burung. Karena sesuatu yang menjadi juara harus lebih segalanya dari yang lain. Sangat lucu juga kalau seorang kicaumania burung yang bermasalah dengan fisik masih diturunkan di lomba burung. Disamping kita melihatnya dengan kasap mata tidak nyaman juga kasihan terhadap burung tersebut. Yayasan BnR dalam hal ini memutuskan untuk melakukan penilaian dengan sistem baru karena melihat dan berdasarkan pengalaman dari lomba-lomba sebelumnya.
“Beliau (Bang Boy) adalah sosok pecinta burung dan kalau bisa kita bilang beliau selalu mengamati apapun yang terjadi dalam dunia burung. Inovasi beliau yang membuat dunia burung bisa maju seperti sekarang ini. Saya angkat jempol terhadap beliau (Bang Boy) secara jujur saya sudah berpuluh tahun di dunia burung dan di penjurian burung. Inovasi beliau memang hebat sekali bagaimana menentukan seekor burung menjadi juara dengan hati nurani juri. Berlapis untuk bisa seekor burung bisa menjadi juara di lomba-lomba BnR ini yang saya sangat salut. Bukan hanya sekonyong-konyong dan sudah tergiring juri untuk menetukan. Tapi Juri dibebaskan untuk memilih hasilnya tinggal menjumlah poin bendera favorite yang diberikan di setiap nomor gantangan. Beliau membuat bagaimana juri nyaman dalam bertugas tanpa ada beban apapun,” kata H. Dodot selaku Ketua Divisi Juri BnR.
H.
Dodot (Foto: Dok. MediaBnR.com)
Kalau kita lihat perkataan sosok H. Dodot seorang pakar penjurian burung
nasional ini. Memang apa yang telah dilakukan Bang Boy manfaatnya banyak sekali
merubah lomba burung dalam dunia perburungan ini. Segala kepentingan yang ada
dalam lomba dikikis habis oleh Bang Boy dengan banyak sekali benturan di sana
sini. Lomba BnR harus bersih harus jelas harus fair play ini selalu diucapkan
Bang Boy di setiap pertemuan ataupun brefeing juri sebelum lomba. Walaupun
tugas Juri BnR sudah maksimal tetap masih saja ada kicaumania yang mengkambing
hitamkan Juri BnR tanpa menyadari kekurangan burungnya. Tapi hal tersebut
ditepis dengan senyuman oleh Sang Maetsro Perburungan kita ini karena beliau
sangat tahu kualitas burung yang layak untuk menjadi juara. Kecewa karena
burung kalah dengan burung pasti akan dilampiaskan dengan kinerja Juri yang
bertugas saat itu. Padahal kalau kicaumania mempunyai watak seperti itu akan menjadi
tertawan kicaumania yang melihat dan membandingkan burung tersbut. FAIR PLAY
PADA DIRI SENDIRI BARU BICARA FAIR PLAY PADA ORANG LAIN.(reika)KRITERIA DASAR PENILAIAN LOMBA BURUNG BERKICAU
KRITERIA DASAR PENILAIAN LOMBA BURUNG BERKICAUSuatu perlombaan atau kontes apapun jenisnya, pasti ada juri yang menilai dan pasti juga ada standart penilaiannya. Begitu pula halnya dengan Kontes Burung Berkicau tau yang lebih kita kenal dengan nama Lomba Burung Berkicau.
Penghobi Burung yang mulai menapakkan kakinya di lapangan lomba ( arena lomba ), di samping harus berkonsentrasi membentuk gacoan nya agar tampil bagus di lomba, sebaiknya juga harus mengetahui apa saja yang menjadi Kriteria Dasar Penilaian Lomba Burung Berkicau. Hal ini menjadi hal yang sangat penting, agar rekan rekan pelomba bisa memfokuskan perawatan burung ( gacoan ) pada point point utama yang menjadi penilaian.
Ada 3 kriteria dasar Penilaian Lomba Burung Berkicau yang sudah sejak lama disepakati bersama. ketiga kriteria dasar penilaian tsb adalah : irama dan lagu, volume dan suara, serta fisik dan gaya.
- IRAMA DAN LAGU
Iranma lagu yang baik adalah irama lagu yang lengkap ( bervariasi, keaktifan bunyi atau gacor, ada tonjolan permainan speed ritme lagu, spasi nada, isian isian yang sesuai dengan nada nada yang lain, dan tidak terpotong potong serta tidak diulang ulang ).
Irama lagu juga harus membentuk keserasian bunyi yang harmonis. Di samping itu, burung harus rajin melantunkan irama irama lagu yang memukau sewaktu mengikuti perlombaan. Terlalu lama ngetem dan sering ngetem ( kurang rajin berkicau ), menjadi salah satu aspek penilaian di poin ini.
- VOLUME DAN SUARA
- FISIK DAN GAYA
- Untuk penilaian fisik, dapat dilakukan dengan penglihatan secara langsung, artinya pada saat perlombaan burung harus sehat, tidak ada cacat ( burung dalam kondisi utuh ), warna bulu burung yang baik dan sempurna, dan hal hal lain yang bisa terlihat. Terkadang kalau juri mengetahui ada kecacatan pada burung biarpun burung tersebut masuk nominasi koncer, walaupun sebenarnya juara I, namun karena ada cacat, tetap tidak bisa juara I.
- Untuk penilaian gaya, sangat dinamis tergantung masing masing karakter jenis burung. Tapi intinya, penilaian dititikberatkan pada gaya burung saat berkicau di atas tangkringan , sehingga mampu tampil menarik. Burung dapat nagen atau anteng berkicau tanpa loncvat loncat atau pun ngruji.
Untuk dapat mengoptimalkan 3 kriteria dasar penilaian lomba burung berkicau di atas, memang sudah selayaknya di terapkan LOMBA BURUNG TANPA TERIAK. Agar kual;itas irama lagu burung burung yang dilombakan, benar benar dapat optimal dinilai dengan baik oleh para juri.
TATA CARA PENILAIAN LOMBA
Banyak di antara kita yang sering bertanya2 tentang bagaimana sebenarnya cara juri menilai burung dalam lomba. Pada dasarnya, telah ada standar penilaian dalam lomba burung berkicau, yang digunakan secara sama oleh juri2, baik di asosiasi PBI atau asosiasi lain yang ada banyak di Indonesia. Di sini saya sekadar memberikan garis besarnya saja.
Lembar penilaian yang dipegang juri, pada umumnya terdiri dari lima kolom yang membujur ke bawah. Pada bagian atas sendiri, tertulis nama perhimpunan/asosiasi jurinya. Di bawahnya tertera Jenis Burung….(diisi juri); Nama:….(Nama juri) dan Alamat…(Alamat juri). Di bawahnya lagi terdapat lima kolom yang membujur ke bawah. Kolom pertama berisi nomor urut (nomor gantangan burung). Kolom kedua dan selanjutnya berturut2 adalah kolom IRAMA/LAGU; VOLUME/SUARA;FISIK/GAYA dan JUMLAH (jumlah nilai).
Prosentase terbesar penilaian adalah pada IRAMA/LAGU, disusul kemudian oleh VOLUME/SUARAdan FISIK/GAYA.
Dalam IRAMA/LAGU, hal utama yang dinilai adalah variasi suara dan speed. Semakin banyak variasi suara, semakin tinggi nilainya. Semakin cepat irama/lagunya, semakin tinggi nilainya.
Dalam VOLUME/SUARA, semakin keras suaranya, semakin tinggi nilainya.
Dalam FISIK/GAYA, juri melihat bagaimana gerak dan olah tubuh si burung. Masing-masing kolom sudah ada nilai maksimalnya sendiri yang berbeda2. Untuk irama/lagu, nilai maksimal dalam BABAK PENYISIHAN adalah 35; volume/suara 23 dan fisik/gaya 22. Sedangkan pada BABAK FINAL adalah 38, 24 dan 23.
Pada lomba yang tidak melalui babak penyisihan, maka nilai diberikan seperti halnya pada babak final yakni 38, 24 dan 23.
Dalam hal irama/lagu, untuk burung2 tertentu dinilai ngerol tidaknya (misal AK, AM, BT), ngropel tidaknya (CR) dan variasi dari isian ngerolnya tersebut. Dalam hal fisik/gaya, juga ada patokan umum yang dipakai. Untuk AM misalnya, secara umum yang dianggap bagus adalah yang teler, ketika teler ini gerak kepala nyacah (kayak mematuk2 kekiri dan kekanan) dan suara keluar; ekor gerak2 buka-tutup, mbebek dan sebagainya. Untuk MB atau tledekan misalnya, dilihat pergerakan ekornya dan ketenangan saat berkicau. Sedangkan untuk kenari atau BT misalnya, dilihat bukaan sayapnya. Semakin membuka sayap dan juga gerak kiri-kanannya rajin, dianggap bagus (tetapi memang lain dengan patokan yang dipakai oleh Papburi).
Meskipun secara umum banyak hal yang dinilai dalam lomba, TETAPI BIASANYA, penilaian juri DIDASARKAN PADA IRAMA/LAGU. Oleh karena itu dalam banyak event, hanya kolom irama/lagu yang diisi secara berbeda oleh juri. Sedangkan kolom volume/suara dan fisik/gaya, biasanya diisi semua dengan nilai maksimal (kecuali burungnya tidak bunyi/gerak sama sekali; nilainya nol/kosong).
Tiga kali kontrolan Untuk diketahui pula, ketika menilai burung, juri biasanya mutar sebanyak 3 kali. Pertama untuk mengontrol burung bunyi apa tidak (sembari menancapkan bendera2 kecil). Mutar kedua, untuk memberi nilai awal. Dalam memberi nilai ini, untuk babak final ataupun babak yang tidak melalui tahap penyisihan, juri akan memberi nilai umum 37 atau 37,5 untuk semua burung yang bunyi, bagaimanapun bunyinya. Sedangkan untuk burung yang sudah terlihat bagus dalam hal irama/lagunya, maka juri akan memberi nilai maksimal 38.
Penilaian itu dilanjutkan untuk mutar yang ketiga, yaitu untuk mengontrol burung2 yang bernilai 38, yakni untuk dibandingkan, mana yang pantas diberi bendera favorit A, B atau C. Ketika diketahui ada 6 atau 10 atau berapapun burung yg punya nilai sama2 maksimal pada irama/lagu, maka juri membandingkan bagaimana halnya dengan volume/suaranya. Jika kedua variabel itu sama, maka akan dilihat varia bel ketiga, yakni fisik/gaya.
Namun pada umumnya pula, dua variabel terakhir tidak dipakai. Maka ketika ada burung sama-sama punya nilai maksimal 38 pada irama/lagu, maka juri akan melihat lebih jauh lagi ttg speed dan variasi agunya. Burung X misalnya, speednya bagus tetapi variasinya kalah dg Y, atau sebaliknya, maka berdiskusilah para juri. Dalam hal diskusi ini, maka suara JURI SENIOR sangat menentukan hasil akhir penilaian. Biasanya pula, juri senior atau yang diseniorkan ini diambilkan juri yang berpengalaman dan berkredibilitas tinggi.
Apapun keputusan tim juri, mereka harus bisa mempertanggungjawabkan hasil penilaiannya dan bisa memberikan argumen yang tepat ketika ditanya peserta yang protes.
Perlu saya tambahkan, meskipun di sana ada juri yang diseniorkan, tetap saja ada juri2 tertentu yang bersikukuh pada pendapatnya (berdasar argumen yang kuat juga), dan memberikan bendera A-nya untuk burung yang berbeda dengan yang ditunjuk juri senior. Dalam hal inilah mengapa sering terjadi bendera favorit A atau B atau C tidak jatuh pada burung yang sama.
Jumlah bendera Untuk menentukan juara 1, 2 dan 3, maka akan dilihat jumlah bendera A terbanyak. Untuk menetukan juara 2, dilihat jumlah bendera B terbanyak, dan satu burung lainnya akan menjadi nomor 3.
Pada kebanyakan lomba, kejuaraan burung diurutkan sampai nomor 10 (10 besar). Untuk menentukan urutan 4-10, dilihat perolehan jumlah nilai masing-masing pada kolom irama/lagu (penjumlahan dari penilaian semua juri).
Nilai tertinggi mendapat gelar juara 4 dan seterusnya. Pada kasus perolehan nilai sama, misalnya ada enam burung sisanya (dari 10 besar) yang bernilai sama, maka dilakukan tos (undian). Jadi dalam hal tos ini, bisa dikatakan bahwa burung juara 5 s.d. 10 berkualitas sama.
VERSI PAPBURI
Sedikit berbeda dengan penilaian lomba burung lain, lomba burung di Papburi khususnya untuk kelas kenari, memang menekankan penilaian pada suara isian hasil pemasteran. Perbedaan itu tercermin dari sebuah artikel yang dimuat di papburisolo.co.cc (Variasi lagu dalam sistem penjurian Papburi).
Disebutkan, beberapa pendapat mengatakan variasi lagu merupakan tolok ukur kualitas burung masteran. Dibanding beberapa point penilaian lain variasi lagu ini mempunyai bobot nilai yang lebih tinggi, pertimbangannnya tentu didasarkan pada usaha yang dilakukan pemilik untuk dapat berhasil memaster burung kesayangannya. Masa ke masa mengenai pemasteran memang kadang berubah, namun perubahan hanya pada jenis bahan masteran itu sendiri, sedangkan usaha menjadikan burung berkualitas master tetap dilakukan.
Pemasteran burung (khususnya kenari) sudah menunjukkan gaungnya. Berbagai upaya dan percobaan juga sudah banyak dilakukan, lalu bagaimana sebenarnya yang mendapatkan nilai tinggi dalam lomba? Sebenarnya variasi lagu ini terbagi dari beberapa sudut penilaian, antara lain seperti :
- Burung dapat melagukan suara persis seperti masterannya misalnya dimaster dengan prenjak, ciblek dsb
- Burung mampu menirukan suara lain namun tidak persis seperti masternya
- Burung mampu merangkai suara masterannya dan terkombinasi dengan suara asli
- Kombinasi suara asli dengan suara master menjadikannya jadi bersuara unik
Penekanan terkait variasi lagu ini dirasa penting karena dalam sistem penjurian Papburi point ini sangat menentukan, hingga dalam suatu penilaian jika terjadi jumlah nilai yang sama maka variasi lagulah yang menentukan
Dalam lomba Papburi memang dicari burung burung hasil pemasteran karena selain menghargai jerih payah pemaster juga memberikan nuansa lain karena banyaknya jenis kenari, dengan ini juga dapat diketahui kemampuan keturunan berkualitas dari berbagai penangkaran. Banyaknya jenis penangkaran inilah akhirnya turut andil menyumbang suara suara baru ataupun alunan lagu asing yang kadang membuat semuanya terkesima.
PENILAIAN LOMBA BURUNG PLECI
Burung pleci yang lagi naik kelas dan masuk dalam lomba burung berkicau ( sayang nya even PBI blom dapat dimasuk kan karena belum terbukti burung pleci ada yang menangkarkan ) , penilaian nya bagi sebagian orang maupun juri sendiri agak membingungkan, dikarenakan burung pleci yang berkicau nya gampang gampang susah ( hanya yg terlatih yg berkicau ). Sebenarnya tidak usah bingung. Penilaian Lomba Burung Pleci adalah SAMA dengan Penilaian Lomba Burung Berkicau lain nya, dengan 3 kriteria dasar penilaian nya. Yang juara I adalah tetap yang ngeroll nagen buka paruh. Pada kasus yang terjelek, kalau tidak ada burung pleci yang berbunyi, akan di pilih yang ngriwik ( sebaiknya ngriwik tidak masuk hitungan ).
KRITERIA PENILAIAN BURUNG PLECI PAKEM PCMI UNTUK PLECI YANG LAYAK KONCER ( Juara 1, Juara 2, Juara 3).
PRIORITAS PERTAMA :
- Burung NgeroLL panjang dengan suara isian plus suara tembakan ( diutamakan )- Gaya nagen ( posisi tenang/tetap pada tangkringan ) Tidak melompat atau over aktif- Paruh terbuka mengeluarkan suara kencang ( tembus )- Durasi lagu/nyanyian dari awal sampai dengan akhir penilaianCatatan : Jika ngeroll standart, asalkan dilagukan dengan speed, panjang.
PRIORITAS KEDUA :
- Penilaian terhadap burung sama seperti pada “Prioritas Pertama” akan tetapi menyajikan lagu dengan banyak jeda ( Ngetem) , Ngalas tanpa NgeroLL, namun burung tenang ( Nagen).
PRIORITAS KETIGA :
-Penilaian terhadap burung Ngriwik dengan volume masih terdengar saat dipantau, hanya dilakukan bila tidak terdapat burung yang ngeroLL, ngalas, volume kencang ( tembus ) buka paruh seperti prioritas pertama dan kedua.
PRIORITAS KEEMPAT :
-Penilaian terhadap burung yang menyajikan lagu dengan banyak jeda ( Ngetem) , nada call, ngalas tanpa NgeroLL, namun burung loncat ( over aktif ).
Semoga pengetahuan sekilas ini bermanfaat untuk Anda. Mohon dikoreksi kalau salah.
Mekanisme dan tata cara kerja juri PBI pada lomba burung berkicau
TELAH bertahun-tahun even lomba burung berkicau digelar namun dalam perkembanganya hingga saat ini masih sering terjadi kontroversi tentang pemahaman penilaian terkait dengan burung yang layak mendapat predikat juara.
Sebenarnya hal ini adalah sesuatu yang wajar dalam sebuah kompetisi seiring dengan dinamika berkembangnya penggemar burung yang cukup pesat dan merebak hampir ke seluruh negeri. Bisa jadi kontroversi tersebut akibat kurangnya sosialisasi.
Sehubungan hal tersebut, dalam rangka menyongsong digelarnya lomba burung berkicau “Pak De Karwo Cup Il” tanggal 11 November 2012 di Surabaya, yang nota bene adalah salah satu agenda even akbar tahunan PBI di Jawa Timur, kembali saya berinisiatif memaparkan sistem penilaian lomba burung berkicau bersi PBI sebagai penyegaran sekaligus sosialisasi kepada para kicaumania yang ingin berpartisipasi di lomba PB1, dengan maksud agar dapat mengeliminir terjadinya kontroversi atau kesalahpahaman dalam menyikapi dan menerima hasil keputusan juri secara arif dan lapang dada.
SISTEM PENILAIAN (Silakan cek juga artikel “Tata Cara Penilaian Lomba Burung“)
PBI tetap konsisten mengacu pada tiga (3) kreteria dasar penilaian yaitu:
1. Irama/lagu,
2. Volume/suara,
3. Fisisk/gaya.
Dari ketiga kreteria tersebut, faktor yang memiliki nilai tertinggi dan paling dominan adalah irama/lagu. Mangapa? Jawabnya sederhana, bahwa judul lombanya adalah Lomba Burung “berkicau” atau bernyanyi, jadi sangat logis apabila irama/lagu adalah faktor yang paling dominan. Kecuali kalau judul lombanya lomba burung “berjoget” tentunya gaya/fisik yang menjadi faktor paling dominan.
Secara sistematis dapat saya jelaskan sebagai berikut:
Apabila di lapangan terdapat dua (2) burung atau lebih yang kualitas irama/lagunya berimbang, maka sebagai pembeda untuk menentukan burung mana yang lebih unggul adalah melihat kualitas volume/suaranya, selanjutnya apabila dan kedua kreteria tersebut masih berimbang, sebagai pembedannya adalah fisik/gaya.
Dan ternyata dari ketiga kreteria di atas masih memungkinkan berimbang, maka untuk menentukan burung mana yang tenbaik, sepenuhnya menjadi otoritas masing-masing juri berdasarkan hati nurani, daya nalar dan naluri seni dengan penuh tanggung jawab.
Teknik penjurian di lapangan dilaksanakan oleh enam (6) orang juri dengan penempatan posisi juri yang sudah diatur sedemikian rupa agar dapat memantau dan menilai burung secara merata.
Tahap pertama, sesuai posisi masing-masing juri, secara bersama-sama dan berurutan, juri berjalan melakukan penilaian dan nomer kecil ke nomor tengah. Dari nomor tengah ke nomor besar dan dan nomor besar langsung ke nomor kecil, begitu seterusnya. Sampai diulang 2-3 kali putaran.
Burung yang telah dinilai ditandai dengan penancapan bendera kecil di mana warna bendera setiap juri berbeda.
Tahap kedua, masuk dalam tahapan seleksi awal untuk memilih burung yang layak untuk memperoleh nilai penuh/mentok. Dengan estimasi sebanyak 12 -15 burung (25%) dengan asumsi jumlah gantangannya penuh (60 gà ntangan).
Pada tahap ini juri bebas melakukan perputaran, tetapi juri harus pandai-pandai berimprovisasi agar tidak bergerombol di satu sisi yang memunculkan kesan pantauannya tidak merata.
Tahap ketiga, pada tahap ini yang paling krusial. Pasalnya pada tahap ini juri dituntut untuk berkonsentrasi penuh, seteliti dan secermat mungkin dalam menyeleksi burung-burung mana yang benar-benar layak mendapat koncer favorit A, B atau C.
Hal yang perlu dicatat bahwa dalam hal menentukan favorit A, B, atau C tidak ada keharusan berkumpul pada salah satu nomer. Bisa jadi dan tidak menutup kemungkinan benpencar sampai ke lima (5) burung. Yang penting secara teknis bisa dipertanggung jawabkan. (Bersambung ke artikel “Kacer mbedesi atau mbagong dan durasi penilaian dalam lomba burung PBI“)
Tata cara penilaian dalam lomba burung
Lomba Burung (Foto: arsip
3.bp.blogspot.com)
Memenuhi
permintaan Om Danar di halaman Curhat, berikut ini saya turunkan tulisan
tentang Tata Cara dan Penilaian Lomba Burung Berkicau. Namun
perlu dicatat, tulisan ini saya buat tahun 2004-2005 di milis kicaumania@yahoogroups.com, dan sempat hilang kemudian di-upload lagi oleh Mas Saptono
(Semarang) ke milis tersebut. Selanjutnya artikel saya kirim ke
kicaumania.or.id dan oleh Om Arief SDA sempat digabung dengan tulisan saya
tentang Menyiapkan burung untuk lomba.
Juga
perlu saya tekankan bahwa penilaian ini adalah versi Solo (PBI) yang
kemungkinan besar sudah ada modifikasi atau perubahan dalam pelaksanaan lomba
saat ini. Namun demikian meski sudah
ada perubahan dan modifikasi, dasar-dasar penilaian ini masih berlaku secara luas. Berikut ini artikel dalam milis kicaumania@yahoogroups.com tersebut:
TATA
CARA PENILAIAN LOMBA
Banyak
di antara kita yang sering bertanya2 tentang bagaimana sebenarnya cara juri
menilai burung dalam lomba. Pada dasarnya, telah ada standar penilaian dalam
lomba burung berkicau, yang digunakan secara sama oleh juri2, baik di asosiasi
PBI atau asosiasi lain yang ada banyak di Indonesia. Di sini saya sekadar
memberikan garis besarnya saja.
Lembar
penilaian yang dipegang juri, pada umumnya terdiri dari lima kolom yang
membujur ke bawah. Pada bagian atas sendiri, tertulis nama perhimpunan/asosiasi
jurinya. Di bawahnya tertera Jenis Burung….(diisi juri); Nama:….(Nama juri) dan
Alamat…(Alamat juri). Di bawahnya lagi terdapat lima kolom yang membujur ke
bawah. Kolom pertama berisi nomor urut (nomor gantangan burung). Kolom kedua
dan selanjutnya berturut2 adalah kolom IRAMA/LAGU; VOLUME/SUARA; FISIK/GAYA
dan JUMLAH (jumlah nilai).
Prosentase
terbesar penilaian adalah pada IRAMA/LAGU, disusul kemudian oleh VOLUME/SUARA
dan FISIK/GAYA.
Dalam
IRAMA/LAGU, hal utama yang dinilai adalah variasi suara dan speed.
Semakin banyak variasi suara, semakin tinggi nilainya. Semakin cepat
irama/lagunya, semakin tinggi nilainya.
Dalam
VOLUME/SUARA, semakin keras suaranya, semakin tinggi nilainya.
Dalam
FISIK/GAYA, juri melihat bagaimana gerak dan olah tubuh si burung.
Masing-masing kolom sudah ada nilai maksimalnya sendiri yang berbeda2. Untuk irama/lagu, nilai maksimal dalam BABAK PENYISIHAN adalah 35; volume/suara 23 dan fisik/gaya 22. Sedangkan pada BABAK FINAL adalah 38, 24 dan 23.
Masing-masing kolom sudah ada nilai maksimalnya sendiri yang berbeda2. Untuk irama/lagu, nilai maksimal dalam BABAK PENYISIHAN adalah 35; volume/suara 23 dan fisik/gaya 22. Sedangkan pada BABAK FINAL adalah 38, 24 dan 23.
Pada
lomba yang tidak melalui babak penyisihan, maka nilai diberikan seperti halnya
pada babak final yakni 38, 24 dan 23.
Dalam
hal irama/lagu, untuk burung2 tertentu dinilai ngerol tidaknya (misal AK, AM,
BT), ngropel tidaknya (CR) dan variasi dari isian ngerolnya tersebut.
Dalam hal fisik/gaya, juga ada patokan umum yang dipakai. Untuk AM misalnya, secara umum yang dianggap bagus adalah yang teler, ketika teler ini gerak kepala nyacah (kayak mematuk2 kekiri dan kekanan) dan suara keluar; ekor gerak2 buka-tutup, mbebek dan sebagainya. Untuk MB atau tledekan misalnya, dilihat pergerakan ekornya dan ketenangan saat berkicau. Sedangkan untuk kenari atau BT misalnya, dilihat bukaan sayapnya. Semakin membuka sayap dan juga gerak kiri-kanannya rajin, dianggap bagus (tetapi memang lain dengan patokan yang dipakai oleh Papburi).
Dalam hal fisik/gaya, juga ada patokan umum yang dipakai. Untuk AM misalnya, secara umum yang dianggap bagus adalah yang teler, ketika teler ini gerak kepala nyacah (kayak mematuk2 kekiri dan kekanan) dan suara keluar; ekor gerak2 buka-tutup, mbebek dan sebagainya. Untuk MB atau tledekan misalnya, dilihat pergerakan ekornya dan ketenangan saat berkicau. Sedangkan untuk kenari atau BT misalnya, dilihat bukaan sayapnya. Semakin membuka sayap dan juga gerak kiri-kanannya rajin, dianggap bagus (tetapi memang lain dengan patokan yang dipakai oleh Papburi).
Meskipun
secara umum banyak hal yang dinilai dalam lomba, TETAPI BIASANYA, penilaian
juri DIDASARKAN PADA IRAMA/LAGU. Oleh karena itu dalam banyak event,
hanya kolom irama/lagu yang diisi secara berbeda oleh juri. Sedangkan kolom
volume/suara dan fisik/gaya, biasanya diisi semua dengan nilai maksimal
(kecuali burungnya tidak bunyi/gerak sama sekali; nilainya nol/kosong).
Tiga
kali kontrolan
Untuk diketahui pula, ketika menilai burung, juri biasanya mutar sebanyak 3 kali. Pertama untuk mengontrol burung bunyi apa tidak (sembari menancapkan bendera2 kecil). Mutar kedua, untuk memberi nilai awal. Dalam memberi nilai ini, untuk babak final ataupun babak yang tidak melalui tahap penyisihan, juri akan memberi nilai umum 37 atau 37,5 untuk semua burung yang bunyi, bagaimanapun bunyinya. Sedangkan untuk burung yang sudah terlihat bagus dalam hal irama/lagunya, maka juri akan memberi nilai maksimal 38.
Untuk diketahui pula, ketika menilai burung, juri biasanya mutar sebanyak 3 kali. Pertama untuk mengontrol burung bunyi apa tidak (sembari menancapkan bendera2 kecil). Mutar kedua, untuk memberi nilai awal. Dalam memberi nilai ini, untuk babak final ataupun babak yang tidak melalui tahap penyisihan, juri akan memberi nilai umum 37 atau 37,5 untuk semua burung yang bunyi, bagaimanapun bunyinya. Sedangkan untuk burung yang sudah terlihat bagus dalam hal irama/lagunya, maka juri akan memberi nilai maksimal 38.
Penilaian
itu dilanjutkan untuk mutar yang ketiga, yaitu untuk mengontrol burung2 yang
bernilai 38, yakni untuk dibandingkan, mana yang pantas diberi bendera favorit
A, B atau C. Ketika diketahui ada 6 atau 10 atau berapapun burung yg punya
nilai sama2 maksimal pada irama/lagu, maka juri membandingkan bagaimana halnya
dengan volume/suaranya. Jika kedua variabel itu sama, maka akan dilihat varia
bel ketiga, yakni fisik/gaya.
Namun
pada umumnya pula, dua variabel terakhir tidak dipakai. Maka ketika ada burung
sama-sama punya nilai maksimal 38 pada irama/lagu, maka juri akan melihat lebih
jauh lagi ttg speed dan variasi agunya. Burung X misalnya, speednya bagus
tetapi variasinya kalah dg Y, atau sebaliknya, maka berdiskusilah para juri.
Dalam hal diskusi ini, maka suara JURI SENIOR sangat menentukan hasil akhir
penilaian. Biasanya pula, juri senior atau yang diseniorkan ini diambilkan juri
yang berpengalaman dan berkredibilitas tinggi.
Apapun
keputusan tim juri, mereka harus bisa mempertanggungjawabkan hasil penilaiannya
dan bisa memberikan argumen yang tepat ketika ditanya peserta yang protes.
Perlu
saya tambahkan, meskipun di sana ada juri yang diseniorkan, tetap saja ada
juri2 tertentu yang bersikukuh pada pendapatnya (berdasar argumen yang kuat
juga), dan memberikan bendera A-nya untuk burung yang berbeda dengan yang
ditunjuk juri senior. Dalam hal inilah mengapa sering terjadi bendera favorit A
atau B atau C tidak jatuh pada burung yang sama.
Jumlah
bendera
Untuk menentukan juara 1, 2 dan 3, maka akan dilihat jumlah bendera A terbanyak. Untuk menetukan juara 2, dilihat jumlah bendera B terbanyak, dan satu burung lainnya akan menjadi nomor 3.
Untuk menentukan juara 1, 2 dan 3, maka akan dilihat jumlah bendera A terbanyak. Untuk menetukan juara 2, dilihat jumlah bendera B terbanyak, dan satu burung lainnya akan menjadi nomor 3.
Pada
kebanyakan lomba, kejuaraan burung diurutkan sampai nomor 10 (10 besar). Untuk
menentukan urutan 4-10, dilihat perolehan jumlah nilai masing-masing pada kolom
irama/lagu (penjumlahan dari penilaian semua juri).
Nilai
tertinggi mendapat gelar juara 4 dan seterusnya. Pada kasus perolehan nilai
sama, misalnya ada enam burung sisanya (dari 10 besar) yang bernilai sama, maka
dilakukan tos (undian). Jadi dalam hal tos ini, bisa dikatakan bahwa burung
juara 5 s.d. 10 berkualitas sama.
Demikian
kawan2, sekelumit gambaran tentang cara juri menilai dalam lomba burung
berkicau. Semoga pengetahuan sekilas ini bermanfaat untuk Anda. Mohon dikoreksi
kalau salah.
ARTIKEL
TERKAIT
Berkaitan
dengan pernilaian lomba burung ini, Om Irvan Sadewa juga menulis hal
yang sama. Berikut ini:
Penghobi
burung yang mulai menapakkan kakinya di Lapangan Lomba (Arena Lomba), di
samping harus berkonsentrasi membentuk gacoannya agar tampil bagus di lomba,
sebaiknya juga harus mengetahui apa saja yang menjadi Kriteria Dasar Penilaian
Lomba Burung Berkicau. Hal ini menjadi hal yang sangat penting, agar
rekan-rekan pelomba bisa mem-fokuskan perawatan burung (gacoan) pada
point-point utama yang menjadi penilaian.
Ada 3 Kriteria Dasar Penilaian Lomba
Burung Berkicau yang sudah sejak lama disepakati bersama, yaitu:
1.
Irama dan Lagu (ini menjadi penilaian yang utama)
Irama lagu adalah suatu bunyi yang memiliki alunan nada dengan tempo ketukan yang teratur dan serasi. Irama lagu meliputi kombinasi naik turunnya nada, kombinasi panjang pendeknya nada dan permainan speed irama yang menjadi harmoni selaras (suatu lagu) yang enak didengar (tidak fals). Irama lagu yang baik adalah irama lagu yang lengkap (bervariasi, keaktifan bunyi atau gacor, ada tonjolan, permainan speed ritme lagu, spasi nada, isian-isian yang sesuai dengan nada-nada yang lain, tidak terpotong-potong dan tidak diulang-ulang). Irama lagu juga harus membentuk keserasian bunyi yang harmonis. Disamping itu, burung harus rajin melantunkan irama-irama lagu yang memukau sewaktu Lomba. Terlalu lama ngetem dan sering ngetem (kurang rajin berkicau), menjadi salah satu aspek penilaian di point ini.
Irama lagu adalah suatu bunyi yang memiliki alunan nada dengan tempo ketukan yang teratur dan serasi. Irama lagu meliputi kombinasi naik turunnya nada, kombinasi panjang pendeknya nada dan permainan speed irama yang menjadi harmoni selaras (suatu lagu) yang enak didengar (tidak fals). Irama lagu yang baik adalah irama lagu yang lengkap (bervariasi, keaktifan bunyi atau gacor, ada tonjolan, permainan speed ritme lagu, spasi nada, isian-isian yang sesuai dengan nada-nada yang lain, tidak terpotong-potong dan tidak diulang-ulang). Irama lagu juga harus membentuk keserasian bunyi yang harmonis. Disamping itu, burung harus rajin melantunkan irama-irama lagu yang memukau sewaktu Lomba. Terlalu lama ngetem dan sering ngetem (kurang rajin berkicau), menjadi salah satu aspek penilaian di point ini.
2.
Volume dan Suara (suara harus bersih, nyaring dan lantang)
Volume suara disini bukanlah berarti “peak power” atau hanya kerasnya bunyi suara burung, tetapi lebih menitik beratkan kepada kualitas suara burung. Bukan volume suara yang paling keraslah yang baik, tetapi harus ada unsur-unsur lainnya seperti kemerduan suara. Kualitas volume suara burung yang baik adalah suara burung yang empuk (medium) tidak cempreng, suaranya bersih (kristal) tidak parau dan bersuara nyaring (lantang).
Volume suara disini bukanlah berarti “peak power” atau hanya kerasnya bunyi suara burung, tetapi lebih menitik beratkan kepada kualitas suara burung. Bukan volume suara yang paling keraslah yang baik, tetapi harus ada unsur-unsur lainnya seperti kemerduan suara. Kualitas volume suara burung yang baik adalah suara burung yang empuk (medium) tidak cempreng, suaranya bersih (kristal) tidak parau dan bersuara nyaring (lantang).
3.
Fisik dan Gaya (burung tampil dengan baik dan menarik)
Penilaian Fisik dan Gaya Burung meliputi;
3.1 Untuk penilaian Fisik dapat dilakukan dengan penglihatan secara langsung. Yaitu burung harus sehat, tidak ada cacat (burung dalam kondisi utuh), warna bulu burung yang baik dan sempurna (bulu tidak kusam) dan lainnya yang bisa terlihat.
3.2 Untuk penilaian Gaya, ini sangat dinamis tergantung masing-masing karakter jenis burung. Tapi intinya, burung bunyi (berkicau) di atas tangkringan dan tampil menarik sewaktu berkicau.
Penilaian Fisik dan Gaya Burung meliputi;
3.1 Untuk penilaian Fisik dapat dilakukan dengan penglihatan secara langsung. Yaitu burung harus sehat, tidak ada cacat (burung dalam kondisi utuh), warna bulu burung yang baik dan sempurna (bulu tidak kusam) dan lainnya yang bisa terlihat.
3.2 Untuk penilaian Gaya, ini sangat dinamis tergantung masing-masing karakter jenis burung. Tapi intinya, burung bunyi (berkicau) di atas tangkringan dan tampil menarik sewaktu berkicau.
Sebagai
contoh;
Kalau hanya bisa berteriak dan bersuara keras saja, belum tentu bisa bernyanyi dengan baik (belum tentu enak membawakan lagu). Contohnya seorang sahabat saya yang kerjanya sebagai Kernet Bis, teriakannya sangat lantang..!! Bentakannya bikin jantung mau copot.! Tapi kalau dia nyanyi..?? Hahaha… Semua orang protes… Lagunya sangat tidak enak di kuping… Hehehehe.. Sebaliknya, Vina Panduwinata memang tidak punya “peak power” seperti teman saya yang Kernet diatas, tapi nyanyiannya bisa membius siapapun yang mendengarnya. Sudah mengerti yang saya maksudkan..??
Kalau hanya bisa berteriak dan bersuara keras saja, belum tentu bisa bernyanyi dengan baik (belum tentu enak membawakan lagu). Contohnya seorang sahabat saya yang kerjanya sebagai Kernet Bis, teriakannya sangat lantang..!! Bentakannya bikin jantung mau copot.! Tapi kalau dia nyanyi..?? Hahaha… Semua orang protes… Lagunya sangat tidak enak di kuping… Hehehehe.. Sebaliknya, Vina Panduwinata memang tidak punya “peak power” seperti teman saya yang Kernet diatas, tapi nyanyiannya bisa membius siapapun yang mendengarnya. Sudah mengerti yang saya maksudkan..??
Kesimpulan
Lomba Burung Berkicau adalah Lomba Burung Bernyanyi (Berkicau). Lomba Burung Berkicau bisa diartikan juga Lomba Seni Suara Burung. Tentunya yang menjadi penilaian paling utama adalah kualitas berkicaunya (irama lagu) burung. Bukan gaya jogetnya burung, bukan kandang burung yang bikin mata silau dan bukan apa/siapa pemilik burung tersebut.
Lomba Burung Berkicau adalah Lomba Burung Bernyanyi (Berkicau). Lomba Burung Berkicau bisa diartikan juga Lomba Seni Suara Burung. Tentunya yang menjadi penilaian paling utama adalah kualitas berkicaunya (irama lagu) burung. Bukan gaya jogetnya burung, bukan kandang burung yang bikin mata silau dan bukan apa/siapa pemilik burung tersebut.
Dari
paparan di atas, hal terpenting yang harus kita perhatikan untuk mencetak
burung yang berprestasi di Arena Lomba, adalah aspek kualitas irama lagu. Irama
lagu burung yang menawan, tidak muncul tiba-tiba dengan sendirinya, burung
harus dimaster secara tepat.
Catatan
Untuk dapat mengoptimalkan 3 Kriteria Dasar Penilaian diatas, memang selayaknya Lomba Burung Berkicau adalah LOMBA TANPA TERIAK. Agar kualitas irama lagu burung-burung yang di lombakan, benar-benar dapat (dan bisa) di analisa dan dinilai secara baik oleh para juri.
Untuk dapat mengoptimalkan 3 Kriteria Dasar Penilaian diatas, memang selayaknya Lomba Burung Berkicau adalah LOMBA TANPA TERIAK. Agar kualitas irama lagu burung-burung yang di lombakan, benar-benar dapat (dan bisa) di analisa dan dinilai secara baik oleh para juri.
VERSI
PAPBURI
Sedikit
berbeda dengan penilaian lomba burung lain, lomba burung di Papburi khususnya
untuk kelas kenari, memang menekankan penilaian pada suara isian hasil
pemasteran. Perbedaan itu tercermin dari sebuah artikel yang dimuat di
papburisolo.co.cc (Variasi lagu dalam sistem penjurian Papburi, tapi maaf
webnya sudah tidak bisa dibuka).
Disebutkan,
beberapa pendapat mengatakan variasi lagu merupakan tolok ukur kualitas burung
masteran. Dibanding beberapa point penilaian lain variasi lagu ini mempunyai
bobot nilai yang lebih tinggi, pertimbangannnya tentu didasarkan pada usaha
yang dilakukan pemilik untuk dapat berhasil memaster burung kesayangannya. Masa
ke masa mengenai pemasteran memang kadang berubah, namun perubahan hanya pada
jenis bahan masteran itu sendiri, sedangkan usaha menjadikan burung berkualitas
master tetap dilakukan.
Pemasteran
burung (khususnya kenari) sudah menunjukkan gaungnya. Berbagai upaya dan
percobaan juga sudah banyak dilakukan, lalu bagaimana sebenarnya yang
mendapatkan nilai tinggi dalam lomba? Sebenarnya variasi lagu ini terbagi dari
beberapa sudut penilaian, antara lain seperti :
- Burung dapat melagukan suara
persis seperti masterannya misalnya dimaster dengan prenjak, ciblek dsb
- Burung mampu menirukan suara
lain namun tidak persis seperti masternya
- Burung mampu merangkai suara
masterannya dan terkombinasi dengan suara asli
- Kombinasi suara asli dengan
suara master menjadikannya jadi bersuara unik
Contoh
di atas mempunyai nilai yang lebih daripada tanpa masteran sama sekali,
tentunya ini berkaitan dengan juri dalam menilai.
Penekanan
terkait variasi lagu ini dirasa penting karena dalam sistem penjurian Papburi
point ini sangat menentukan, hingga dalam suatu penilaian jika terjadi jumlah
nilai yang sama maka variasi lagulah yang menentukan seperti contoh di bawah:
No.
|
Volume
|
Variasi Lagu
|
Panjang / Pendek Lagu
|
Kerajinan
|
Penampilan / Gaya
|
Total
|
A1
|
7.2
|
7.3
|
6.5
|
7
|
6.8
|
34.8
|
A2
|
7
|
7.6
|
6.4
|
6.8
|
7
|
34.8
|
Maka pemenangnya adalah no: A2
Dalam lomba Papburi memang dicari
burung burung hasil pemasteran karena selain menghargai jerih payah pemaster
juga memberikan nuansa lain karena banyaknya jenis kenari, dengan ini juga
dapat diketahui kemampuan keturunan berkualitas dari berbagai penangkaran.
Banyaknya jenis penangkaran inilah akhirnya turut andil menyumbang suara suara
baru ataupun alunan lagu asing yang kadang membuat semuanya terkesima. (Om
Kicau)
Kacer mbedesi atau mbagong dan durasi penilaian dalam lomba burung PBI
Mengenai estimasi waktu penilaian setiap sesi, maka ditentukan apabila jumlah gantangan penuh (60 gantangan) sekitar 20 – 25 menit.
Mengapa durasi waktu penilaian juga dijadikan dasar pertimbangan? Gagasan pemikiran ini merupakan improvisasi yang muncul berdasar kenyataan bahwa burung adalah salah satu mahluk hidup sebangsa hewan yang tidak memiliki akal sebagaimana manusia. Tetapi setiap burung hanya memiliki insting dan karakteristik yang berbeda satu sama lain, yang tidak sepenuhnya dapat dikendalikan sesuai kehendak kita, meskipun campur tangan manusia telah secara maksimal telah dilakukan (perawatan, latihan menu makan dan lainnya).
Atas dasar pemikiran tersebut, dalam hal menentukan burung yang menjadi juara tidak semata-mata atas dasar kerja total selama durasi waktu yang telah ditetapkan, tetapi “standart kualitas” menjadi salah satu acuannya juga.
Artinya apabila durasi kerja burung sudah 80% lebih, maka burung tersebut masih layak untuk mendapatkan koncer A, B atau C dengan catatan bahwa standart kualitas dari burung di atas rata-rata burung lainnya.
Terkecuali 20% menjelang akhir lomba, burung tersebut sama sekali sudah tidak “in” lagi atau drop, maka tidak layak untuk mendapatkan koncer favorit karena masih ada burung-burung lain yang menjadi pilihan di mana bisa “on” sampai batas waktu akhir.
STUDI KASUS
Akhir-akhir ini kontroversi yang sering terjadi adalah dalam penilaian jenis burung kacer. Pertanyaannya, mengapa kacer yang “nguda/mbedesi/mbagong/ mbegog” meskipun cuma sebentar, dalam setiap lomba hampir dipastikan tidak bisa mendapar koncer favorit? Bahkan ada yang secara ekstrim didiskualifikasi? Sedangkan untuk burung jenis lain misalnnya anis merah pernah mletik atau loncat saat lomba, cucak hijau didis, cendet salto/loncat dan sebagainya masih bisa mendapatkan koncer favorit? Pertanyaan ini menurut saya cukup cerdas dan kritis.
Yang harus disikapi dan diluruskan dalam hal ini, dengan tegas PBI konsisten dengan durasi penilaian berdasarkan standard kualitas, karena masing-masing burung memiliki karakteristik dan tidak ada diskriminasi dalam penilaian, tidak terkecuali jenis kacer.
Jadi kalaupun ada kacer mbedesi/mbagong cuma sebentar masih dimungkinkan untuk mendapat koncer favorit.
Dengan gambaran di atas, mudah-mudahan para kicaumania yang akan turun ke lomba besar bisa memahami tugas yang dilakukan seorang juri sehingga bila terjadi penilaian yang dianggap kurang pas bisa dimengerti. Sebatb, ya itu, penilaian juri berdasar pakem dan standar yang telah ditentukan.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati saya mengajak seluruh komponen lomba (mulai panitia, petugas fungsional, peserta), bersama-sama menyukseskan gelaran lomba burung di masa mendatang.
Dengan terciptanya suasana lomba yang kondusif, mudah-mudahan dunia perburungan tetap bergairah, karena para penyelenggara lomba atau event organizer semangat untuk menggelar lomba besar dengan novasi baru. Lagian hakekatnya lomba ini bukan semata-mata ajang kompetisi, tetapi yang terpenting adalah menjalin hubungan silaturahim komunitas kicau mania. (Djoko Triatmoko – Pengda PBI Jawa Timur/Habis)