Jumat, 01 April 2016

Pakem Baru Penilaian Lovebird di Lomba BnR
16/September/2014 | Dibaca 18,124 kali
Setelah beberapa burung kicauan lain, kini giliran lovebird, si ‘burung cinta’ akan kembali diangkat oleh Yayasan BnR dalam lomba burung berkicau. Mengingat belakangan ini pecinta lovebird (lovebirdmania) semakin ramai saja. Hal ini tampak terlihat di gantangan berbagai tempat latihan maupun lomba, hampir semua tempat, lovebird tak pernah sepi peserta. Untuk itulah Yayasan BnR merasa perlu untuk mengatur ulang atau memperbaharui pakem penilain dan penjurian jenis lovebird di lomba-lomba BnR.
Lovebird Gisel Kembali Memukau (Buat Online)_mini
Pakem terbaru yang dikeluarkan Yayasan BnR yakni:
  1. Lovebird yang berhak mendapatkan nominasi untuk juara, adalah burung dengan durasi kerja dan bunyi yang panjang.
  2. Untuk lovebird yang bunyi menggigit aria atau jeruji sangkar, tidak berhak untuk diajukan dalam nominasi.
Kedua pakem baru ini akan segera dilaksanakan oleh Yayasan BnR, seperti yang disampaikan oleh BnR Satoe ini.
“Untuk pakem lovebird, mengalami perubahan dalam penilaiannya. Lovebird pertama yang akan dinilai memiliki durasi kerja dan bunyi yang panjang-panjang dan bukan isiannya. Jangan salah persepsi lagu. Punya isian yang banyak, tapi tidak panjang-panjang, tidak berhak lagi untuk masuk nominasi. Kemudian lovebird yang bunyi, tapi gigit jeruji, juga tidak berhak untuk dinominasi. Itu sama juga dengan anis merah loncat atau kacer ngebalon. Untuk pakem baru ini aku sudah intruksikan kepada seluruh divisi Juri BnR, “ kata Bang Boy tegas.
Karena itulah untuk para lovebirdmania yang ikut, baik untuk latihan bersama (latber), latihan prestasi (latpres), maupun lomba-lomba di BnR, mohon untuk benar-benar diperhatikan pakem penilain lovebird terbaru ini dari BnR ini. (Evan)




Panjang , Sedang Serta Pendek Love Bird Pakem BnR

14/Juli/2015 | Dibaca 31,137 kali
Lovebird Monik -- Putri Wijayanti Jogja -- Fotografer - Kadir&Vijay1
MediaBnR – BnR untuk menjalankan sistem penilaian baru pada Love Bird memang masih banyak pertanyaan dari pecinta Love Bird. Menurut BnR yang bunyi panjang , sedang dan pendek itu seperti apa kriterianya. Untuk itu redaksi mencoba menghubungi melalui Ponsel ke BnR satoe..
“Kalau kriteria yang paling gampang begini aja kalau bunyi sedang itu minimal 20 detik sekali bunyi. Kurang  20 detik itu bunyi pendek dan diatas 20 detik itu bunyi panjang itu aja patokannya. Tinggal sekarang kita lihat durasi kerjanya kalau panjang hanya bunyi misalnya 5 kali dibanding Love Bird bunyi sedang bunyi sampai 10 kali atau lebih. Sudah dapat dipastikan yang layak Juara yang bunyi sedang sampai 20 detik dan bunyi sampai 10 kali”. kata Bang Boy menjelaskan melalui Ponsel.
Memang kalau kita lihat Durasi adalah kunci utama dilomba BnR tapi ditunjang dengan Irama Lagu yang lebih dari burung lainnya. Jadi gacor kalau pendek-pendek bukan jaminan burng bisa menang dilomba lomba BnR. Jangan bicara Durasi kerja kalau suara pendek yang dikeluarkan Love Bird menuntut untuk masuk Nominasi.
“Selama ini kalau aku lihat banyak yang salah persepsi tentang yang namanya Durasi kerja pada lomba burung. Memang Durasi kunci utama dalam lomba BnR tapi liat bagaimana dulu burungnya. Kalau pendek tapi gacor memang Durasi dapat tapi di Irama lagu minimal 20 detik nggak masuk. Sudah dapat dipastikan burung tersebut maksimal hanya dapat Nominasi karena menghargai Durasi kerja burung tersebut. Tapi kalau untuk mendapatkan Bendera Nominasi yang tidak bisa karena tidak masuk dalam kriteria bunyi sedang atau bunyi panjang”. kata Bang Boy menjelaskan. (Red)








Pakem Penilaian Kenari Yorkshire
20/Agustus/2014 | Dibaca 8,196 kali
Yorkshire Lokal Usia 7 BulanKenari yorkshire (YS) merupakan burung penyanyi yang mempunyai badan tegak dan ideal. Bahkan di Inggris negara asal yorkshire burung ini diandalkan untuk body kontes. Sementara, selama ini YS di Indonesia kita tahu hanya dijadikan indukan bagi para peternak kenari.

Namun di tangan Bang Boy, burung kenari berpostur besar ini mulai diikutsertakan dalam lomba berkicau dan mampu meraih juara. Karena itu, setelah berhasil mengangkat burung jenis kenari, Bang Boy kembali membuka Kelas Yorkshire kenari besar di lomba BnR.
Pada umumnya kriteria penilaian burung kenari berpedoman pada;

  1. Irama lagu
  2. Volume
  3. Gaya/fisik
  4. Durasi Kestabilan
Namun pada penilaian kenari YS berbeda, tidak seperti penilaian kenari pada umumnya. Melainkan ada pakem-pakem yang menjadi kunci penilaian tersendiri. Pakem penilaian kenari YS ini diurutkan menjadi;
  1. Irama Lagu
  2. Volume
  3. Durasi
  4. Fisik/gaya
  5. Postur tubuh
Menurut H Dodot dari BnR, Irama lagu pada YS ini berbeda dengan kenari umumnya. Dia harus bagus dan banyak suara-suara tekukkan seperti cekier..cekier..cekier.. Sementara menurut Bang Boy, irama lagu isian/standar bisa digabung, “Karena ada kenari YS lokal yang dilatih isian, itu diizinkan juga untuk ikut serta. Digabung dengan yang import, irama lagu harus panjang-panjang, tidak boleh patah-patah,” jelas Bang Boy.
Untuk volume harus keras (besar), bersih (jernih), dan kristal tajam. Sementara untuk durasi kenari umumnya harus gacor dalam membawakan nyanyian kerjanya dari awal hingga akhir dengan durasi kerja di atas 80%. Sementara untuk pakem YS durasi kerjanya hanya diambil 60 – 70%.
Fisik harus sempurna, dengan bulu mulus (tidak kusam) tidak cacat mata, sayap, ataupun ekornya. Dan untuk gaya, kenari yang bagus suaranya harus ngedur, sambil duduk manis di atas tangkringan (tidak turun ke bawah sangkar) dan tidak nabrak-nabrak sangkar.
Dan untuk fisik/postur tubuh YS diambil 30%. “Fisik yang baik contohnya world champion yorkshire di Google, terutama untuk postur big size. Sementara untuk warna bebas, tidak menentukan nilai,” ujar Bang Boy.
Dalam hal ini peserta/pemilik burung menurutnya bisa masuk ke dalam lapangan, asalkan tidak mengganggu jalannya lomba, “Begitu mengganggu jalannya lomba, langsung didiskualifikasi,” kata Bang Boy tegas. (Evan)

Penilaian Lomba BnR Mengutamakan Durasi Kerja

19/Januari/2015 | Dibaca 6,644 kali
Suasana Lomba Kicau Burung (Foto: Dok. MediaBnR.Com) (Foto: Dok. MediaBnR.Com)Suasana Lomba Kicau Burung (Foto: Dok. MediaBnR.Com)

Bogor (MediaBnR.Com) – Banyak pelomba yang masih kurang paham perihal kriteria juri BnR dalam menilai dan menentukan burung yang layak mendapat predikat juara. Mengapa demikian? Karena kicaumania kurang memahami seperti apa kriteria burung yang berkualitas. Fakta inilah kiranya sangat penting memberi pemahaman cara melihat kinerja burung dalam lomba.
Pertama.- Saat burung digantangkan, amati kinerja burung yang kita gantang. Apakah sedang bekerja atau tidak. Kemudian juga lihat maksimal atau tidak..Burung tersebut bekerja terus menerus dari awal sampai akhir. Kalaupun burung tersebut menarik nafas tidak terlalu lama diam hanya hitungan detik burung tersebut bekerja kembali. Lha dari inilah kita bisa menilai apakah burung yang kita gantangkan seperti telah memenuhi kriteria tersebut.
Kedua – Setelah Durasi burung dibanding dengan yang lain, dan lebih unggul baru kita mulai menilai irama lagu burung kita. Kriteria irama lagu, tolong lebih dipahami, bukan banyaknya tembakan yang dikeluarkan oleh burung. Tapi irama lagu kicauannya sampai hingga 70% atau tidak. Lantas yang 30% adalah  tonjolan atau tembakannya. Setelah itu kita bandingkan irama lagu dengan burung yang kinerja kerjanya sama dengan burung kita.
Ketiga – Kemudian setelah 2 tahapan masuk kriteria diatas kita dengarkan Volume dari burung yang kita gantangkan.Bagaimana dan sekeras apa volume yang dikeluarkan oleh burung kita.
Kalau tiga tahapan ini memang riil adanya dan memang masuk criteria, maka sudah ada jaminan burung tersebut akan mendapatkan nominasi. Ketiga tahapan ini juga harus menggunakan hati nurani saat kita menilai burung kita sendiri. Kadang kicaumania ada yang protes dengan ucapan “burung kayak itu, dibanding burung saya layak punya saya”. Tapi secara jujur apa kita pernah melihat 100% kerja burung lain disaat lomba burung?
Suasana Peserta yang Tertib (Foto: Dok. MediaBnR.Com)Suasana Peserta yang Tertib (Foto: Dok. MediaBnR.Com)
“Kalau aku secara pribadi bilang tidak ada seorang peserta mengamati burung lawan dari awal sampai akhir.Kebanyakan dia akan melihat saat burung sudah dinominasi baru kemudian membandingkan dengan burungnya.Tapi apakah peserta tahu sebelum masuk Nominasi kerja burung itu lebih hebat dari pada punyanya,” kata Bang Boy menjelaskan pendapatnya.
Di sinilah kandang terliahat seorang peserta lomba menilai burung tidak menggunakan hati nurani. Sedangkan Juri dituntut menggunakan hati nurani saat mereka bekerja menilai burung. Semua bisa merasakan suatu kemenangan yang murni kalau ditunjang burung yang berkualitas. Apakah burung yang berkualitas itu adalah burung yang harganya mahal?.
“Burung berkualitas adalah burung yang saat digantangkan bisa mengalahkan burung lain saat itu. Tanpa bantuan juri bantuan dengan menyebar upeti atau menjanjikan odeng,” kata Bang Boy.
Sekarang siap tidak kicaumania untuk ikut di lomba BnR yang memang dikemas kedepan ini dengan transparan. Jelas terlihat di depan mata kepala dan semua melihat dan mengakui memang itu burung yang juara?.(Mc)

PAKEM PENILAIAN BURUNG VERSI BnR

4/November/2014 | Dibaca 6,582 kali
Lomba burung berkicau semakin hari semakin semarak di setiap daerah dan di hampir semua pelosok negeri ini. Berbagai macam event organizer (EO) sekarang bersemangat untuk mengadakan lomba, sampai tidak ada jeda satu minggu burung untuk istirahat. Tapi dibalik semua lomba itu kita memang harus paham terlebih dahulu tentang PAKEM penilaian burung. Terutama kualitas burung seperti apa, yang memang layak untuk menjadi juara di arena lomba burung.
Suasana Lomba (Foto: Dok. MediaBnR.com)Suasana Lomba Burung Berkicau (Foto: Dok. MediaBnR.com)
Disinilah kita akan membahas PAKEM BnR tentang penilaian burung yang layak untuk menjadi juara. Untuk jelasnya berikut kita simak penjelasan dari sang Maestro Perburungan Indonesia—Bang Boy, yang memang telah sukses menciptakan suatu lomba burung bergengsi dan berkualitas dengan INOVASI barunya.
PENJELASAN BANG BOY TENTANG PAKEM PENILAIAN BURUNG DI LOMBA BnR
BnR memang membuat inovasi baru dalam lomba-lomba burung yang sekarang ini menjadi naik daun. Ada beberapa hal yang perlu dipahami oleh para kicaumania sebelum turun dan mengikuti lomba BnR dimana saja.
BnR mempunyai PAKEM penilaian yaitu Irama lagu, Volume dan Durasi kerja. Jadi kalau disingkat rumusannya IVD. Kalau kita amati kunci akhir dari Juri BnR menentukan untuk burung diajukan Nominasi adalah Durasi kerjanya. Sebagus apapun Irama lagu dan Volume burung tersebut, tapi bilamana kurang dalam kinerja kerjanya, sudah dapat dipastikan burung tersebut tidak akan diajukan oleh Juri BnR untuk masuk Nominasi Juara. Mari kita bahas satu per satu IVD (Irama lagu, Volume, Durasi kerja)
IRAMA LAGU
Irama lagu yang dimaksudkan di sini adalah lagu yang dibawakan oleh burung tersebut, atau lebih jelas lagi kicauan burung tersebut. Banyak Irama lagu yang dibawakan oleh burung tergantung dari burung apa yang dijadikan masteranya.
Ilustrasi (Foto: ist)Ilustrasi (Foto: ist)
Dalam Irama lagu di sini juri akan menilai perpindahan burung dari membawakan satu lagu ke lagu yang lainnya. Kalau burung tersebut hanya membawakan satu Irama lagu sudah dipastikan juri tidak akan mengajukan nominasi. Irama lagu juga harus banyak mempunyai variasi lagu yang dibawakan oleh burung tersebut. Pakem BnR 70 % Irama lagu atau lagu kecil dan ngerol dibawakan oleh burung tersebut. Kemudian baru tonjolan atau tembakan, ada juga yang bilang senjatanya.
Tonjolan di sini juga ada variasinya, bukan hanya satu tembakan dari satu jenis burung saja. Misalnya burung hanya menembak suara cililin saja, tanpa ada tembakan suara dari burung jenis lain. Juri dengan burung tipe satu jalur ini, tidak akan mengajukan Nominasi untuk dijadikan juara.
VOLUME
Volume kicauan yang dikeluarkan oleh seekor burung merupakan salah satu penunjang burung untuk bisa masuk Nominasi. Volume suara burung ini salah satu faktor terpenting pada saat burung sedang dilombakan.
Karena sebagus apapun variasi lagu, kalau Volume suara yang dikeluarkan oleh burung tersebut tipis atau terdengar samar-samar, maka juri dengan posisi Irama lagu yang sama sudah dipastikan akan memilih burung yang mempunyai Volume kencang dan terdengar hampir di semua lapang (istilahnya Volume tembus). Karena bendera favorit itu diberikan memang untuk burung yang sangat sempurna sekali.
DURASI KERJA
Para juri setelah mendapatkan burung yang mempunyai Irama lagu di atas rata-rata dan mempunyai Volume di atas rata-rata burung lain, maka juri mulai melihat kinerja kerja burung tersebut. Dan memang kalau dari awal rata-rata semua burung akan bekerja. Biasanya ada sebagian burung di tengah dia tidak bekerja, tapi di akhir baru mulai bekerja lagi.
Dan ada juga diawal kerjanya biasa saja, tapi di tengah dan akhir dia kerja bagus. Yang menjadi pertanyaan sekarang, Durasi kerja yang seperti apa yang akan membuat juri mengajukan burung tersebut untuk di Nominasi?
KRU JURI, IP, KORLAP & PENGAWAS LAPANGAN BPara Juri BnR (Foto: Dok. MediaBnR.com)
Juri akan melihat kerja awal, kerja tengah, dan kerja akhir sebelum diajukan Nominasi. Kalau burung dari awal sampai akhir kinerja kerjanya di atas rata-rata lawannya, sudah dapat dipastikan burung tersebut akan diajukan untuk dinominasi. Tapi perlu diingat, bukan kinerja kerjanya bagus sudah menjadi jaminan akan diajukan untuk masuk Nominasi. Kinerja kerja yang bagus dari awal sampai akhir juga harus ditunjang Irama lagu dan Volume yang bagus.
Jadi intinya PAKEM penilaian BnR untuk lomba burung rumusannya adalah IVD (Irama lagu, Volume, Durasi kerja). Tambahan juga untuk para kicaumania di sini kita berbicara “lomba burung berkicau”. Jadi yang akan kita nilai adalah kicauan dari burung tersebut yang utama. Kalau gaya dan lain-lain itu hanya bahan untuk menambahkan poin kepada burung tersebut.
Misalnya pada kacer, burung posisi IDV sama, baru juri akan melihat nilai tambahanya untuk gaya burung tersebut. Untuk cucak hijau IVD sama, juri akan melihat nilai tambahanya burung tersebut ngetrok apa tidak dan banyak ndidis apa tidak? Begitu juga kapas tembak setelah IVD sama, akan dilihat nilai tambahnya dengan melihat sering tidaknya buka ekor. Contoh burung yang disebabkan tadi artinya adalah :
PAKEM BnR yang utama adalah Irama lagu, Volume, dan Durasi kerja atau disingkat IVD. Diluar IVD merupakan faktor nilai tambahan untuk burung tersebut,” kata Bang Boy menjelaskan secara detail PAKEM penilaian BnR. (Abak)

Belajar Pakem Burung Baru Lomba!

2/Juli/2015 | Dibaca 10,793 kali
logo juri ok


Bang BoyBang Boy
MediaBnR – Lomba burung yang diselenggarakan oleh suatu Yayasan atau Organisasi ataupun EO mempunyai Pakem masing masing. Jadi jangan selalu beranggapan kalau disuatu lomba burung tidak masuk Nominasi karena Juri. Karena ada permainan ataupun karena kandang yang sudah diciri oleh Juri. Sebenarnya paling utama dalam lomba burung khususnya di BnR, Pahami Pakem penilaian BnR tentang burung itu seperti apa. Pakem BnR terdiri dari 4 unsur antara lain :
1.DURASI KERJA
2.IRAMA LAGU
3.VOLUME
4.FISIK BURUNG

Utama dalam penilaian burung dilomba BnR dan merupakan harga mati bagi penilaian adalah DURASI KERJA. Durasi kerja saja banyak sekali peserta yang tidak memahami apa arti dari Durasi kerja.
“Bukan burung yang kerja monoton sudah pasti bisa masuk Pakem BnR jangan salah. Durasi kerja yang dimaksud adalah :
Kicauan burung itu panjang dan nafasnya panjang serta saat dia mengambil nafas jedanya tidak lama.
Bukan burung yang kerjanya maksimal ngedur tapi kicauannya pendek pendek contoh di Kenari dan Love Bird. Burung seperti itu yang dicari oleh Juri atau masuk Pakem BnR lo.. Disini yang selalu salah persepsi dari para peserta lomba BnR. Awas tolong diperhatikan ini bukan Durasi maksimal suara pendek-pendek yang dicari ya!”. kata Bang Boy menjelaskan apa arti Durasi kerja di BnR.
Kenari-F1
Apa yang disampaikan Bang Boy memang sering terlihat dilomba BnR yang akhirnya menuai protes. Jadi hendaknya para peserta lomba di BnR pahami dulu dengan benar makna Durasi kerja dilomba BnR.
“Ya jangan karena Love Bird bunyi tek tek terus menerus menutut menang. Atau Kenari yang ngedur ngedobelnya cepat tapi pendek pendek minta menang. Panjang juga Love Bird ataupun Kenari liat dulu berhentinya bagaimana?. Kalau berhentinya matah atau mendadak yang nggak bisa juga masuk Nominasi donk”..kata Bang Boy.
LOVEBIRD SEKAR AYU JUARA DI SOLO DAN DIY_
Sebenarnya sudah sangat jelas keterangan atau penjelasan yang selalu disampaikan oleh orang nomor satu di BnR. Tapi itu tadi kadang dari peserta paham tapi pura pura tidak paham dan hanya tahu Durasinya bagus harus menang. Jadi kedepan hendaknya para peserta lomba memahami benar apa arti dari Durasi kerja burung. Bukan hanya burung kerja dari awal sampai akhir dengan suara yang pendek bisa masuk. Namanya saja lomba burung berkicau jadi kicauannya yang panjang dan Irama yang bagus serta burung kerja dari awal sampai akhir.
“Pakem BnR memang sangat berat dan benar benar Juri sangat teliti dalam menilai burung. Karena itu burung yang bisa Juara dilomba BnR memang benar benar burung yang berkualitas!”. pesan Bang Boy.
Para Kicaumania mari pahami arti Durasi kerja burung dilomba BnR dan ingat kerja bagus suara panjang berhenti bagus itu burung yang dicari diBnR. (Red)

Sistem Penilaian Lomba BnR Award 2013

10/Januari/2013 | Dibaca 7,108 kali
http://mediabnr.com/img/BnR-award-WEB5.jpgTinggal beberapa hari lagi gelaran terakbar BnR yang bertajuk BnR Award akan dilaksanankan. Gelaran yang memang menjadi agenda BnR setiap tahun. Untuk sistem penilaian BnR terhadap burung yang akan dilombakan. Pertama yang wajib Kicaumania dan peserta gelaran BnR Award pahami adalah pakem penjurian BnR.
.
PAKEM PENJURIAN BnR ADALAH IRAMA LAGU, VOLUME DAN DURASI KERJA
Bilamana ketiga unsur irama lagu, volume dan durasi kerja  salah satu tidak dipenuhi oleh burung. Kecil sekali harapan burung tersebut akan mendapatkan bendera nominasi, apalagi mendapatkan bendera favorit. Melihat burung dilihat dari awal dia bekerja kemudian tengah dan akhir burung bekerja. jadi jangan bicara saat diawal burung bekerja ditengah tidak maksimal kemudian diakhir bekerja beranggapan burung tersebut bekerja dan layak. Karena setiap burung yang bekerja atau tidak diawal, ditengah dan akhir ada dalam catatan korlap yang sedang bertugas.
KHUSUS PENILAIAN PADA KLAS BEST OF THE BEST (BOB)
Burung murai batu & Kacer
http://mediabnr.com/img/Foto000515.jpgSeperti kita ketahui bersama jenis burung murai batu adalah burung tempur dihabitatnya. Pada saat digantangkan yang diniali oleh Juri BnR dengan menggunakan pakem BnR. IRAMA LAGU, VOLUME dan DURASI KERJA.
Irama Lagu  yang dinilai adanya lagu kecil dan adanya tonjolan  pada burung murai batu tersebut. jadi kalau murai batu hanya mengandalkan tonjolan saja jangan berharap untuk mendapatkan nominasi. Karena cara burung murai batu memainkan lagunya dan caranya mengganti lagunya ini jadi penilaian bagi juri BnR. Sama halnya untuk burung kacer pada kelas BOB ini, kacer tidak boleh menggunakan jebakan apapun dilantai kandang. Kalau kacer turun kelantai dasar pada saat digantangkan. tapi tidak terlalu lama dan tidak terlalu sering burung tetap layak menjadi juara.
Perlu menjadi perhatian, tetap pakem irama lagu,volume dan durasi kerja patokan juri BnR. Burung duduk yang tidak punya irama lagu akan kalah dengan burung agresif tapi mempunyai irama lagu, volume dan durasi kerja.
Kok burung saya kalah padahal  burung saya duduk?. Di BnR bukan burung duduk yang dilombakan dan mencari burung yang duduk, tapi  di BnR yang dicari burung yang dahsyat. Gaya burung kacer adalah sebagai poin tambahan untuk burung kacer tersebut. Jadi jangan dibalik, nanti burung gaya harus menang dengan burung yang mempunyai irama lagu dan volume serta durasi kerjanya. kemudian kacer yang ngebalon tapi bendera kecil belum full masih layak menjadi juara.
ANIS MERAH DAN ANIS KEMBANG
Intinya sama pada pakem BnR yaitu irama lagu, volume dan durasi kerja burung. Namun ada sedikit perbedaan perbedaan pada anis merah dan anis kembang. Burung loncat pada saat bendera belum terisi full masih layak mendapatkan juara. Tapi pada saat bendera penuh atau sudah dinominasi burung loncat, burung tetap mendapat nominasi tapi tidak berhak untuk mendapatkan bendera favorit. Bagi anismania, perlu diperhatikan burung anis saat bekerja danga atau diam semua ada dalam catatan korlap yang sedang bertugas. Jadi para peserta jangan hanya melihat burungnya saat pules, namun lihat juga saat burung danga atau diam.
BURUNG LOVEBIRD
http://mediabnr.com/img/LOVEBIRD5.jpg
Penilaian pada burung love bird sama dengan burung yang lain. Namun disini perlu dipahami oleh love bird mania, poin untuk menetukan lovebird mendapatkan nominasi adalah, dihitung tarikan panjang dari lovebird tersebut serta irama lagunya. Bukan gacor suara crecet pendek berharap untuk mendapatkan nominasi. Kemudian setelah nominasi burung nembak kicaumania beranggapan itu yang layak juara. Nanti dulu, catatan sebelum nominasi banyak mana yang mengeluarkan tembakan.
contoh: gantangan 23 sebelum nominasi di catatan dia nembak 12 kali. kemudian gantangan 14 sebelum nominasi dia nembak 7 kali. Saat nomiasi gantangan 14 nembak 2 kali dan gantangan 23 1 kali. Bukan gantangan 14 yang harus menjadi juara tapi gantangan 23 yang layak. Poin gantangan 23 dari sebelum nominasi dan setelah nominasi berjumlah 13 kali nembak sedangkan nomer gantangan 14 total 9 kali.
Itulah penilaian BnR harus dipahami terlebih dahulu. Agar terasa nyaman dalam berlomba di BnR. Karena kalau kita sudah paham kita sudah dapat menilai sendiri burung kita layak atau tidak.

KRITERIA PENILAIAN LOMBA KACER

Home » KACER » KRITERIA PENILAIAN LOMBA KACER

KRITERIA PENILAIAN LOMBA KACER

Kicaukan-Kriteria Penilaian Lomba Kacer.Burung kacer atau poci merupakan salah satu jenis burung kicau yang masuk jajaran 10 besar burung kicau paling diminati di Indonesia. Burung kacer memiliki suara kicauan yang keras dengan style yang elok. Tetapi pernahkah anda melihat lomba burung kelas kacer? Atau pernahkah kacer jagoan anda ikut lomba? Mengikutsertakan kacer dalam sebuah lomba tentu membutuhkan persiapan yang matang agar kacer kita tampil maksimal. Ada beberapa hal yang wajib anda perhatikan dalam perawatan kacer sebelum lomba dan setelah lomba. Tetapi kali ini kami akan berbagi informasi mengenai kriteria penilaian lomba kacer oleh juri. Khususnya bagi para pemula yang baru akan mengikuti lomba kacer. Mari langsung saja kita simak informasi lengkapnya berikut ini.

KRITERIA PENILAIAN LOMBA KACER

Kriteria Penilaian Lomba Kacer memang wajib anda ketahui. Karena hal ini sangat penting untuk anda pahami terlebih dahulu sebelum kacer anda ikut kontes/lomba. Ada sebagian orang yang bertanya, "Mengapa kacer A yang menang?" Padahal kacer saya lebih bagus." Atau ada pertanyaan lain, "Gimana agar kacer menang lomba?" Apa saja yang dinilai?" Nah kami akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut secara lengkap dan jelas. Tetapi sebelumnya anda wajib membaca artikel tentang kacer berikut ini terlebih dulu :

Setelah anda membaca artikel-artikel di atas, mari kita kembali ke topik semula. Akan kami paparkan kriteria penilaian lomba kaceroleh juri. Tentunya agar tak terjadi perselisihan dan rasa tidak terima atas hasil lomba tersebut.

Kriteria Penilaian Lomba Kacer


Ada beberapa penilaian dalam lomba kelas kacer/poci. Dan juri memiliki hak penuh atas penilaian masing-masing kacer. Berikut ini yang dinilai dalam lomba kacer :

1. Volume kicauan kacer
Kacer juara pastinya memiliki volume kicauan yang keras dan lantang. Setidaknya juri bisa mendengar kicauan kacer dengan jelas. Volume yang keras dan suara yang tebal menjadi nilai plus untuk kacer anda.

2. Irama dan lagu
Kacer yang bagus adalah kacer yang memiliki irama yang indah. Irama yang baik adalah suara kasar namun sangat melengking. Dan anda harus tahu bahwa suara kacer yang hanya cuit-cuit bukanlah irama yang bagus. Sedangkan lagunya, kacer yang bagus adalah kacer yang bisa membawakan lagu bervariasi/tidak monoton. Kacer yang bagus bisa membawakan lagu yang berganti-ganti. Ini sangat berkaitan dengan isian kacer anda. Anda bisa memberikan masteran/isian untuk kacer anda agar lagunya bukan itu-itu saja.

3. Power kacer
Power atau kekuatan kacer dinilai saat kacer sedang berkicau. Kacer yang bagus adalah kacer yang suaranya sangat keras saat berkicau. Namun ada juga kacer yang terlihat membuka paruh dan berkicau tetapi tidak terdengar oleh juri.

4. Kicauan yang ngerol
Kacer jawara memiliki karakter suara kicauan yang ngerol/kontinyu. Dalam lomba kacer, penilaian sangat memperhatikan kicauan kacer. Jadi siapkan kacer anda agar ngerol sebelum tampil di arena lomba.

5. Intonasi/nada
Kriteria penilaian kacer yang selanjutnya adalah apakah intonasi kacer enak didengarkan. Sebagai caontoh, intonasi yang bagus adalah dari nada rendah-sedang-tinggi. Atau tinggi-sedang-rendah. Atau bisa juga tinggi-rendah-tinggi. Intonasi yang baik pasti enak didengarkan dan akan mendapat nilai lebih dari juri.

6. Jeda yang pendek
Jeda yang pendek menjadi penilaian oleh juri. Artinya, juri akan memberikan nilai lebih pada kacer yang berganti lagu dengan jeda/istirahat yang pendek.

7. Style/gaya berkicau
Kacer yang dinilai bagus adalah kacer yang suka bergaya saat sedang berkicau. Misalnya kacer berkicau sambil ngobra, buka sayap, buka ekor, atau meliuk-liuk. Kacer yang berkicau namun tanpa gaya sedikit kurang menarik untuk juri.

8. Durasi berkicau
Dalam lomba kacer pasti ada kalanya kacer diam dulu dan tidak berkicau. Namun jika ingin mendapat nilai plus, maka kacer nada harus berkicau minimal 80% dari total waktu yang disediakan. Misalnya, panitia memberikan waktu selama 2 jam. Itu artinya kacer anda harus berkicau selama kurang lebih 1,5 jam. Semakin rajin kacer anda berkicau, semakin besar kemungkinan kacer anda menang.

9. Kondisi fisik kacer
Tak bisa dipungkiri bahwa kacer yang memiliki fisik yang sempurna adalah idaman para juri. Artinya kacer tidak cacat secara fisik. Kacer yang mendapat nilai lebih adalah kacer yang tidak cacat. Mulai dari paruh, bulu, ekor yang bagus, mata yang sehat, dan lain sebagainya.

Dari sekian banyak kriteria, tentu anda ingin kacer anda memiliki semua kriteria tersebut. Dengan memiliki semua kriterian penilaian juri, kacer anda memiliki kans yang besar untuk menang. Kacer gacor adalah kacer yang rajin berkicau. Namun yang terpenting anda harus mempersiapkannya dengan matang. Keputusan ada di tangan juri dan panitia. Anda tak perlu protes, tetapi anda lebih baik mempersiapkan kacer anda sebelum lomba. Semoga Sukses Sobat.!!!

Sobat kicaukan, demikian informasi yang dapat kami sampaikan tentang kriteria penilaian lomba kacer. Semoga bermanfaat bagi anda semua, dan terima kasih telah membaca artikel ini. Simak terus Kicaukan Klub Burung Kicau untuk mendapatkan berbagai macam informasi penting seputar dunia burung dan perawatannya. Salam kicau, semoga sukses.!!!

11 poin penilaian kelas kacer dalam lomba burung berkicau

Sampai saat ini banyak kicaumania, khususnya kalangan pemain, yang bertanya mengapa penilaian di kelas kacer masih menjadi kontroversi. Ada yang bilang kacer ini pernah juara di event organizer (EO) sana, kok di EO sini nggak juara. Apakah setiap EO memiliki pakem tersendiri? Berikut ini ulasan Om Agus Sanjaya Mustika, juri lomba burung berkicau yang pernah bertugas di Kalimantan Timur dan Jawa Tengah, mengenai 11 poin penilaian kelas kacer dalam lomba burung berkicau.
Pada umumnya pakem penilaian lomba di kelas kacer antara EO yang satu dan lainnya hampir sama. Memang, sistem penilaian lomba burung berkicau saat ini mengalami perkembangan dibandingkan dulu, termasuk di kelas kacer.
Untuk kacer, misalnya, penilaian difokuskan pada burung yang paling bagus, memiliki kualitas lebih, stamina yang kuat, dan kinerjanya maksimal.
Seekor kacer jawara mestinya hebat di semua segi, baik irama, lagu, volume, ngerolnya, durasi kerjanya, intonasi, isian, speed, keutuhan fisik,  dan gayanya.
Saat ini banyak kacer yang bagus-bagus. Para pemiliknya pun makin memiliki keterampilan merawat yang detail, mulai dari cara menampilkan di lapangan, setelan yang pas, cara memaster yang bagus, dan pemberian extra fooding (EF) dengan porsi tertentu sehingga powernya muncul maksimal.
Kacer-kacer yang berlaga pun makin ciamik di lapangan. Sering terjadi dalam lomba, di mana banyak kacer yang sama-sama bagusnya, memiliki kualitas dan kriteria penilaian untuk menjadi juara. Tidak heran jika para juri harus ekstra hati-hati dalam menilai, karena perbedaan kualitas antarpeserta ini sangat tipis.
Namun tim juri harus menentukan satu di antara sekian burung terbagus dan memiliki kelebihan yang lebih di semua aspek.
Suasana lomba di kelas kacer
Suasana lomba di kelas kacer
Bagaimana dengan kacer yang shownya indah?
Ada yang bertanya, bagaimana  dengan kacer yang shownya bagus ketika dilihat dari bibir lapangan, namun ketika koncer tidak meraih bendera koncer sama sekali? Ada juga yang  membahas masalah kacer ngerol duduk, tetapi ekornya tidak membuka: ibarat sayur tanpa garam alias kurang komplet.
Namun ada burung yang shownya bagus, tetapi ketika didengar dari bawah gantangan, volumenya nggak keluar alias gembozzz, seperti tanpa tenaga. Ya pastinya akan tersisih oleh kacer yang lain
kacer King Safir
Gaya kacer King Safir milik Om Wahid.
Beberapa pemain pemula nampaknya masih butuh pengertian. Kalau hanya melihat penilaian dari bibir lapangan, tentu kurang mengerti apa saja yang dinilai tim juri.
Mungkin ada beberapa pemain yang bingung. Dalam beberapa artikel yang dibacanya, penilaian tak lepas dari irama dan lagu. Ya memang begitu, lomba burung berkicau selalu memperhatikan irama dan lagu yang merdu. Bukan pada gayanya saja yang meliuk-liuk.
Kacer Ibra
Kacer Ibra dengan gaya ngentrok seperti cucak hijau.
Kalau gaya saja, berarti namanya bukan lomba burung berkicau, melainkan lomba burung bergaya, seperti model di atas cat walk, he.. he..
Jadi tidak ada jaminan kalau shownya indah pasti menang. Bukan jaminan pula kalau shownya indah nggak masuk kriteria penilaian.
Gaya kacer Senopati
Gaya ndlosor kacer Senopati
Itulah secuil pengantar bagi Anda jika ingin memahami penilaian lomba burung berkicau, khususnya di kelas kacer.

11 poin penilaian kelas kacer dalam lomba burung berkicau

Artikel ini diberi judul 11 poin penilaian kelas kacer dalam lomba burung berkicau, karena juri lomba akan memperhatikan 11 aspek penilaian berikut ini:
1. Irama
Irama  yang dilantunkan seekor kacer harus unik, dengan menonjolkan suara yang kasar (memekik di telinga). Jadi bukan sekadar suara siulan kacer yang terdengar cuit.. cuittt. Siulan-siulan seperti itu  bisa dikatakan ngeban-ngeban, sehingga kurang bagus untuk kacer lomba.
2. Lagu
Lagu yang dibawakan berganti-ganti alias tidak monoton. Seekor kacer lomba harus bisa mengubah dari satu lagu yang  dinyanyikannya, berganti ke lagu yang lainnya. Kalau satu lagu diulang-ulang, ya berarti monoton sehingga kurang menambah nilai.
3. Volume
Volumenya harus terdengar di telinga juri ketika burung tersebut dinilai. Kacer lomba memiliki suara yang keras, tidak tipis alias suaranya tebal.
4. Ngerol
Kacer harus bunyi secara kontinyu, atau biasa disebut ngerol. Di sini burung harus mempunyai nafas yang panjang, sehingga jika dinilai juri bisa tampil menyanyi terus, dengan lagu-lagunya yang tidak monoton.
5. Speed / Spasi
Saat pergantian dari satu lagu ke lagu berikutnya harus terdengar rapat, seperti tidak ada jeda. Tapi yang namanya burung, ya pasti ada jeda saat menggambil nafas. Nah, di sinilah juri akan mencermati tingkat kerapatannya . Yang mendapat nilai tinggi adalah kacer yang jeda / ambil nafas saat berkicau sedikit celahnya.
5. Intonasi
Intonasi adalah naik-turun alunan lagu yang dibawakan kacer saat berkicau. Kalau dilukiskan dalam kata-kata, rangkaiannya adalah: nada tinggi – rendah – tinggi – sedang – rendah – tinggi. Jadi, seperti bergelombang  dan tertata rapi sehingga enak didengar di telinga.
7. Power
Kacer memiliki tenaga saat menyanyi, sehingga jelas terdengar / tidak gembos. Pengertian gembos adalah seperti menyanyi, namun tidak ada suaranya. Paruhnya membuka, namun tidak terdengar di telinga juri.
8. Isian
Variasi isian yang dimiliki burung kacer bermacam-macam. Masing-masing burung memiliki ciri khas yang cenderung ke suara kasar. Ini bukan wajib ya, tetapi varian yang bagus mungkin suara burung-burung kecil atau burung yang memiliki karakter suara frekuensi tinggi.
Contoh: burung-madu (“kolibri”), pelatuk, jalak, cucak jenggot, cililin, tengkek buto, siri-siri, kenari, blackthroat, branjangan, sanma, hwamei, lovebird, kapas tembak, ciblek, dan masih banyak lagi.
9. Durasi kerja
Saat penilaian lomba, burung harus bisa melewati batas minimal 80-85 % dari waktu yang disediakan panitia. Faktor yang mengurangi nilai aspek durasi kerja antara lain: ngeruji ke sangkar alias nabrak jeruji,  turun ke dasar sangkar alias ngelantai, mbagong  / mbalon / kuda laut.
10. Gaya / Tarian
Gaya sebenarnya merupakan penunjang dari semua aspek penilaian yang sudah dijelaskan di atas. Gaya yang diharapkan muncul antara lain meliuk-liuk, buka ekor, buka sayap, ngerol menghadap ke atas, dan sebagainya.
Jika ada dua ekor kacer memiliki kesamaan dari poin 1 – 9, tetapi kacer A memiliki gaya dan kacer B tidak memiliki gaya, maka yang layak menang adalah kacer A karena memiliki gaya yang lebih indah dilihat.
11. Fisik
Kacer lomba harus memiliki kondisi fisik yang utuh, mulai dari mata, sayap, paruh, kaki, ekor, hingga kerapian bulu, dan sebagainya.
Kacer Rincong Aceh
Rincong Aceh, salah satu kacer terbaik Indonesia, memiliki semua aspek penilaian.
Kesimpulannya:
Akan lebih bagus lagi jika kacer Anda memiliki semua kriteria, sehingga aspek penilaiannya komplet,  mulai dari irama, lagu, volume,ngerol, speed, isian, intonasi, dan gaya yang indah. Suaranya mbeset-mbeset kasar.
Selain itu, kacer mengeluarkan suaranya secara ngerol ,ngelagu, nembak, speed rapat, volume keras dan tebal, durasi kerja maksimal, stamina kuat / tidak gembos, serta tidak mbagong atau mbalon.
Satu hal lagi, kacer termasuk burung yang memiliki sifat figther / tempur. Kalau bertemu musuh, dia akan mengajak bertempur, terutama di sekitar gantangannya.
Nah, juri pun akan memperhatikan jika ada kacer yang agresif terhadap lawannya. Namun agresif di sini bukan dalam arti nabrak sangkar atau ngeruji, melainkan mengajak bertempur lawan-lawan di sebelahnya.
Sekadar catatan saja,  mbalon / mbagong  pada  burung kacer menunjukkan kondisi birahi tinggi. Jika didengarkan, suaranya hanya krekkk.. krekk.. krekkk.
Kacer mbagong
Kacer mbagong
Mungkin ada EO yang masih memberi toleransi. Jika kacer mbagong pada awal penilaian / sebelum full tertancap 6 bendera kecil, maka dia masih bisa koncer. Tetapi apabila terlihat di tengah dan akhir penilaian, maka ia akan terkena diskualifikasi meski hanya sebentar (misalnya 2-5 detik), sehingga ia  tetap mendapat bendera tanda mbagong.
Namun ada juga EO yang langsung memberi bendera tanda mbagong, sehingga kacer tersebut tidak bisa masuk nominasi. Jadi, ini memang tergantung aturan dari EO masing-masing. Kalau saya sendiri berpendapat, burung kacer tidak boleh mbagong dari awal hingga akhir waktu penilaian.

BnR Terapkan Sistem Baru di BnR Award

28/Mei/2015 | Dibaca 5,054 kali
logo juri ok
MediaBnR.Com – Pada tanggal 7 Juni 2015 nanti Yayasan BnR akan menerapkan sistem penilain burung dengan metode baru. Pakem BnR durasi kerja, irama lagu, volume dan fisik akan benar benar diterapkan di ajang bergengsi ini. Ada beberapa hal yang perlu dipahami oleh para kicuamania khusunya dalam penjurian Kacer.
Kacer saat digantangkan ngebagong langsung akan diberi bendera diskualifikasi
Jadi tidak ada jeda lagi dalam penilaian kacer saat digantang kacer tersebut ngebalon langsung tidak akan dinilai. Begitujuga keadaan burung yang akan dilombakan pada BnR Award nanti.
Burung yang kena fisik akan langsung diberi bendera Diskulifikasi
Tidak ada toleransi untuk burung yang kena fisik dan akan diberlakukan dari awal tidak akan dinilai. Sebagus dan sedahsyat apapun burung tersebut tidak akan dinilai oleh Juri BnR. Karena seperti yang sering disampaikan oleh BnR Satoe, Bang Boy, “Burung yang mendapatkan bendera Favorite harus burung yang benar benar sempurna semuanya!”
Mohon jadi perhatian bagi para kicaumania atau peserta yang akan turun di gelaran BnR Award nanti. Jangan mencoba menurunkan burung yang fisiknya bermasalah karena jelas tidak akan ada nilai dari Juri BnR. Yayasan BnR menerapkan sesuatu demi kemajuan dalam dunia perburungan ini. Bukan untuk mempersempit gerakan kicaumania dalam lomba burung. Karena sesuatu yang menjadi juara harus lebih segalanya dari yang lain. Sangat lucu juga kalau seorang kicaumania burung yang bermasalah dengan fisik masih diturunkan di lomba burung. Disamping kita melihatnya dengan kasap mata tidak nyaman juga kasihan terhadap burung tersebut. Yayasan BnR dalam hal ini memutuskan untuk melakukan penilaian dengan sistem baru karena melihat dan berdasarkan pengalaman dari lomba-lomba sebelumnya.KRU JURI, IP, KORLAP & PENGAWAS LAPANGAN B
“Beliau (Bang Boy) adalah sosok pecinta burung dan kalau bisa kita bilang beliau selalu mengamati apapun yang terjadi dalam dunia burung. Inovasi beliau yang membuat dunia burung bisa maju seperti sekarang ini. Saya angkat jempol terhadap beliau (Bang Boy) secara jujur saya sudah berpuluh tahun di dunia burung dan di penjurian burung. Inovasi beliau memang hebat sekali bagaimana menentukan seekor burung menjadi juara dengan hati nurani juri. Berlapis untuk bisa seekor burung bisa menjadi juara di lomba-lomba BnR ini yang saya sangat salut. Bukan hanya sekonyong-konyong dan sudah tergiring juri untuk menetukan. Tapi Juri dibebaskan untuk memilih hasilnya tinggal menjumlah poin bendera favorite yang diberikan di setiap nomor gantangan. Beliau membuat bagaimana juri nyaman dalam bertugas tanpa ada beban apapun,” kata H. Dodot selaku Ketua Divisi Juri BnR.
H. Dodot (Foto: Dok. MediaBnR.com)H. Dodot (Foto: Dok. MediaBnR.com)
Kalau kita lihat perkataan sosok H. Dodot seorang pakar penjurian burung nasional ini. Memang apa yang telah dilakukan Bang Boy manfaatnya banyak sekali merubah lomba burung dalam dunia perburungan ini. Segala kepentingan yang ada dalam lomba dikikis habis oleh Bang Boy dengan banyak sekali benturan di sana sini. Lomba BnR harus bersih harus jelas harus fair play ini selalu diucapkan Bang Boy di setiap pertemuan ataupun brefeing juri sebelum lomba. Walaupun tugas Juri BnR sudah maksimal tetap masih saja ada kicaumania yang mengkambing hitamkan Juri BnR tanpa menyadari kekurangan burungnya. Tapi hal tersebut ditepis dengan senyuman oleh Sang Maetsro Perburungan kita ini karena beliau sangat tahu kualitas burung yang layak untuk menjadi juara. Kecewa karena burung kalah dengan burung pasti akan dilampiaskan dengan kinerja Juri yang bertugas saat itu. Padahal kalau kicaumania mempunyai watak seperti itu akan menjadi tertawan kicaumania yang melihat dan membandingkan burung tersbut. FAIR PLAY PADA DIRI SENDIRI BARU BICARA FAIR PLAY PADA ORANG LAIN.(reika)

KRITERIA DASAR PENILAIAN LOMBA BURUNG BERKICAU

KRITERIA DASAR PENILAIAN LOMBA BURUNG BERKICAU
Suatu perlombaan atau kontes apapun jenisnya, pasti ada juri yang menilai dan pasti juga ada standart penilaiannya. Begitu pula halnya dengan Kontes Burung Berkicau tau yang lebih kita kenal dengan nama Lomba Burung Berkicau.
Penghobi Burung yang mulai menapakkan kakinya di lapangan lomba ( arena lomba ), di samping harus berkonsentrasi membentuk gacoan nya agar tampil bagus di lomba, sebaiknya juga harus mengetahui apa saja yang menjadi Kriteria Dasar Penilaian Lomba Burung Berkicau. Hal ini menjadi hal yang sangat penting, agar rekan rekan pelomba bisa memfokuskan perawatan burung ( gacoan ) pada point point utama yang menjadi penilaian.
Ada 3 kriteria dasar Penilaian Lomba Burung Berkicau yang sudah sejak lama disepakati bersama. ketiga kriteria dasar penilaian tsb adalah : irama dan lagu, volume dan suara, serta fisik dan gaya.
  1. IRAMA DAN LAGU
Irama dan lagu ini menjadi penilaian utama dalam ajang lomba burung berkicau. Irama lagu adalah suatu bunyi yang memiliki alunan nada dengan tempo keytukan yang teratur dan serasi. Irama lagu meliputi kombinasi naik turun nya nada, kombinasi panjang pendek nya nada, dan permainan speed irama yang menjadi harmoni selaras ( suatu lagu ) dan enak di dengar ( tidak fals ).
Iranma lagu yang baik adalah irama lagu yang lengkap ( bervariasi, keaktifan bunyi atau gacor, ada tonjolan permainan speed ritme lagu, spasi nada, isian isian yang sesuai dengan nada nada yang lain, dan tidak terpotong potong serta tidak diulang ulang ).
Irama lagu juga harus membentuk keserasian bunyi yang harmonis. Di samping itu, burung harus rajin melantunkan irama irama lagu yang memukau sewaktu mengikuti perlombaan. Terlalu lama ngetem dan sering  ngetem ( kurang rajin berkicau ), menjadi salah satu aspek penilaian di poin ini.
  1. VOLUME DAN SUARA
Volume suara di sini bukanlah berarti peak power atau keras nya suara burung, tetapi lebih menitikberatkan pada kualitas suara burung tersebut. Bukan volume suara yang paling keras lah yang paling baik, tetapi harus ada unsur unsur lain nya seperti kemerduan suara. Kualitas volume suara burung yang baik adalah suara yang empuk ( medium ) tidak cempreng, bersih ( kristal ) tidak parau, dan bersuara nyaring ( lantang ).
  1. FISIK DAN GAYA
Ada dua poin yang perlu akan dilihat dalam penilaian ini, yaitu fisik dan gaya.
  1. Untuk penilaian fisik, dapat dilakukan dengan penglihatan secara langsung,  artinya pada saat perlombaan burung harus sehat, tidak ada cacat ( burung dalam kondisi utuh ), warna bulu burung yang baik dan sempurna, dan hal hal lain yang bisa terlihat. Terkadang kalau juri mengetahui ada kecacatan pada burung biarpun burung tersebut masuk nominasi koncer, walaupun sebenarnya juara I, namun karena ada cacat, tetap tidak bisa juara I.
  2. Untuk penilaian gaya, sangat dinamis tergantung masing masing karakter jenis burung. Tapi intinya, penilaian dititikberatkan pada gaya burung saat berkicau di atas tangkringan , sehingga mampu tampil menarik. Burung dapat nagen atau anteng berkicau tanpa loncvat loncat atau pun ngruji.

Lomba burung berkicau  adalah sama seperti perlombaan burung bernyanyi, lomba burung berkicau dapat diartikan juga lomba seni suara burung, tentu nya yang menjadi penilaian paling utama adalha kualitas berkicau nya burung.
Untuk dapat mengoptimalkan 3 kriteria dasar penilaian lomba burung berkicau di atas, memang sudah selayaknya di terapkan LOMBA BURUNG TANPA TERIAK. Agar kual;itas irama lagu burung burung yang dilombakan, benar benar dapat optimal dinilai dengan baik oleh para juri.

TATA CARA PENILAIAN LOMBA
Banyak di antara kita yang sering bertanya2 tentang bagaimana sebenarnya cara juri menilai burung dalam lomba. Pada dasarnya, telah ada standar penilaian dalam lomba burung berkicau, yang digunakan secara sama oleh juri2, baik di asosiasi PBI atau asosiasi lain yang ada banyak di Indonesia. Di sini saya sekadar memberikan garis besarnya saja.
Lembar penilaian yang dipegang juri, pada umumnya terdiri dari lima kolom yang membujur ke bawah. Pada bagian atas sendiri, tertulis nama perhimpunan/asosiasi jurinya. Di bawahnya tertera Jenis Burung….(diisi juri); Nama:….(Nama juri) dan Alamat…(Alamat juri). Di bawahnya lagi terdapat lima kolom yang membujur ke bawah. Kolom pertama berisi nomor urut (nomor gantangan burung). Kolom kedua dan selanjutnya berturut2 adalah kolom IRAMA/LAGUVOLUME/SUARA;FISIK/GAYA dan JUMLAH (jumlah nilai).
Prosentase terbesar penilaian adalah pada IRAMA/LAGU, disusul kemudian oleh VOLUME/SUARAdan FISIK/GAYA.
Dalam IRAMA/LAGU, hal utama yang dinilai adalah variasi suara dan speed. Semakin banyak variasi suara, semakin tinggi nilainya. Semakin cepat irama/lagunya, semakin tinggi nilainya.
Dalam VOLUME/SUARA, semakin keras suaranya, semakin tinggi nilainya.
Dalam FISIK/GAYA, juri melihat bagaimana gerak dan olah tubuh si burung. Masing-masing kolom sudah ada nilai maksimalnya sendiri yang berbeda2. Untuk irama/lagu, nilai maksimal dalam BABAK PENYISIHAN adalah 35; volume/suara 23 dan fisik/gaya 22. Sedangkan pada BABAK FINAL adalah 38, 24 dan 23.
Pada lomba yang tidak melalui babak penyisihan, maka nilai diberikan seperti halnya pada babak final yakni 38, 24 dan 23.
Dalam hal irama/lagu, untuk burung2 tertentu dinilai ngerol tidaknya (misal AK, AM, BT), ngropel tidaknya (CR) dan variasi dari isian ngerolnya tersebut. Dalam hal fisik/gaya, juga ada patokan umum yang dipakai. Untuk AM misalnya, secara umum yang dianggap bagus adalah yang teler, ketika teler ini gerak kepala nyacah (kayak mematuk2 kekiri dan kekanan) dan suara keluar; ekor gerak2 buka-tutup, mbebek dan sebagainya. Untuk MB atau tledekan misalnya, dilihat pergerakan ekornya dan ketenangan saat berkicau. Sedangkan untuk kenari atau BT misalnya, dilihat bukaan sayapnya. Semakin membuka sayap dan juga gerak kiri-kanannya rajin, dianggap bagus (tetapi memang lain dengan patokan yang dipakai oleh Papburi).
Meskipun secara umum banyak hal yang dinilai dalam lomba, TETAPI BIASANYA, penilaian juri DIDASARKAN PADA IRAMA/LAGU. Oleh karena itu dalam banyak event, hanya kolom irama/lagu yang diisi secara berbeda oleh juri. Sedangkan kolom volume/suara dan fisik/gaya, biasanya diisi semua dengan nilai maksimal (kecuali burungnya tidak bunyi/gerak sama sekali; nilainya nol/kosong).
Tiga kali kontrolan Untuk diketahui pula, ketika menilai burung, juri biasanya mutar sebanyak 3 kali. Pertama untuk mengontrol burung bunyi apa tidak (sembari menancapkan bendera2 kecil). Mutar kedua, untuk memberi nilai awal. Dalam memberi nilai ini, untuk babak final ataupun babak yang tidak melalui tahap penyisihan, juri akan memberi nilai umum 37 atau 37,5 untuk semua burung yang bunyi, bagaimanapun bunyinya. Sedangkan untuk burung yang sudah terlihat bagus dalam hal irama/lagunya, maka juri akan memberi nilai maksimal 38.
Penilaian itu dilanjutkan untuk mutar yang ketiga, yaitu untuk mengontrol burung2 yang bernilai 38, yakni untuk dibandingkan, mana yang pantas diberi bendera favorit A, B atau C. Ketika diketahui ada 6 atau 10 atau berapapun burung yg punya nilai sama2 maksimal pada irama/lagu, maka juri membandingkan bagaimana halnya dengan volume/suaranya. Jika kedua variabel itu sama, maka akan dilihat varia bel ketiga, yakni fisik/gaya.
Namun pada umumnya pula, dua variabel terakhir tidak dipakai. Maka ketika ada burung sama-sama punya nilai maksimal 38 pada irama/lagu, maka juri akan melihat lebih jauh lagi ttg speed dan variasi agunya. Burung X misalnya, speednya bagus tetapi variasinya kalah dg Y, atau sebaliknya, maka berdiskusilah para juri. Dalam hal diskusi ini, maka suara JURI SENIOR sangat menentukan hasil akhir penilaian. Biasanya pula, juri senior atau yang diseniorkan ini diambilkan juri yang berpengalaman dan berkredibilitas tinggi.
Apapun keputusan tim juri, mereka harus bisa mempertanggungjawabkan hasil penilaiannya dan bisa memberikan argumen yang tepat ketika ditanya peserta yang protes.
Perlu saya tambahkan, meskipun di sana ada juri yang diseniorkan, tetap saja ada juri2 tertentu yang bersikukuh pada pendapatnya (berdasar argumen yang kuat juga), dan memberikan bendera A-nya untuk burung yang berbeda dengan yang ditunjuk juri senior. Dalam hal inilah mengapa sering terjadi bendera favorit A atau B atau C tidak jatuh pada burung yang sama.
Jumlah bendera Untuk menentukan juara 1, 2 dan 3, maka akan dilihat jumlah bendera A terbanyak. Untuk menetukan juara 2, dilihat jumlah bendera B terbanyak, dan satu burung lainnya akan menjadi nomor 3.
Pada kebanyakan lomba, kejuaraan burung diurutkan sampai nomor 10 (10 besar). Untuk menentukan urutan 4-10, dilihat perolehan jumlah nilai masing-masing pada kolom irama/lagu (penjumlahan dari penilaian semua juri).
Nilai tertinggi mendapat gelar juara 4 dan seterusnya. Pada kasus perolehan nilai sama, misalnya ada enam burung sisanya (dari 10 besar) yang bernilai sama, maka dilakukan tos (undian). Jadi dalam hal tos ini, bisa dikatakan bahwa burung juara 5 s.d. 10 berkualitas sama.

VERSI PAPBURI
Sedikit berbeda dengan penilaian lomba burung lain, lomba burung di Papburi khususnya untuk kelas kenari, memang menekankan penilaian pada suara isian hasil pemasteran. Perbedaan itu tercermin dari sebuah artikel yang dimuat di papburisolo.co.cc (Variasi lagu dalam sistem penjurian Papburi).
Disebutkan, beberapa pendapat mengatakan variasi lagu merupakan tolok ukur kualitas burung masteran. Dibanding beberapa point penilaian lain variasi lagu ini mempunyai bobot nilai yang lebih tinggi, pertimbangannnya tentu didasarkan pada usaha yang dilakukan pemilik untuk dapat berhasil memaster burung kesayangannya. Masa ke masa mengenai pemasteran memang kadang berubah, namun perubahan hanya pada jenis bahan masteran itu sendiri, sedangkan usaha menjadikan burung berkualitas master tetap dilakukan.
Pemasteran burung (khususnya kenari) sudah menunjukkan gaungnya. Berbagai upaya dan percobaan juga sudah banyak dilakukan, lalu bagaimana sebenarnya yang mendapatkan nilai tinggi dalam lomba? Sebenarnya variasi lagu ini terbagi dari beberapa sudut penilaian, antara lain seperti :
  • Burung dapat melagukan suara persis seperti masterannya misalnya dimaster dengan prenjak, ciblek dsb
  • Burung mampu menirukan suara lain namun tidak persis seperti masternya
  • Burung mampu merangkai suara masterannya dan terkombinasi dengan suara asli
  • Kombinasi suara asli dengan suara master menjadikannya jadi bersuara unik
Contoh di atas mempunyai nilai yang lebih daripada tanpa masteran sama sekali, tentunya ini berkaitan dengan juri dalam menilai.
Penekanan terkait variasi lagu ini dirasa penting karena dalam sistem penjurian Papburi point ini sangat menentukan, hingga dalam suatu penilaian jika terjadi jumlah nilai yang sama maka variasi lagulah yang menentukan
Dalam lomba Papburi memang dicari burung burung hasil pemasteran karena selain menghargai jerih payah pemaster juga memberikan nuansa lain karena banyaknya jenis kenari, dengan ini juga dapat diketahui kemampuan keturunan berkualitas dari berbagai penangkaran. Banyaknya jenis penangkaran inilah akhirnya turut andil menyumbang suara suara baru ataupun alunan lagu asing yang kadang membuat semuanya terkesima.

PENILAIAN LOMBA BURUNG PLECI
Burung pleci yang lagi naik kelas dan masuk dalam lomba burung berkicau ( sayang nya even PBI blom dapat dimasuk kan karena belum terbukti burung pleci ada yang menangkarkan ) , penilaian nya bagi sebagian orang maupun juri sendiri agak membingungkan, dikarenakan burung pleci yang berkicau nya gampang gampang susah ( hanya yg terlatih yg berkicau ). Sebenarnya tidak usah bingung. Penilaian Lomba Burung Pleci adalah SAMA dengan Penilaian Lomba Burung Berkicau lain nya, dengan 3 kriteria dasar penilaian nya.  Yang juara I adalah tetap yang ngeroll nagen buka paruh. Pada kasus yang terjelek, kalau tidak ada burung pleci yang berbunyi, akan di pilih yang ngriwik  ( sebaiknya ngriwik tidak masuk hitungan ).

KRITERIA PENILAIAN BURUNG PLECI PAKEM PCMI UNTUK PLECI YANG LAYAK KONCER      ( Juara 1, Juara 2, Juara 3).

PRIORITAS PERTAMA :

- Burung NgeroLL panjang dengan suara isian plus suara tembakan ( diutamakan )- Gaya nagen ( posisi tenang/tetap pada tangkringan ) Tidak melompat atau over aktif- Paruh terbuka mengeluarkan suara kencang ( tembus )- Durasi lagu/nyanyian dari awal sampai dengan akhir penilaianCatatan : Jika ngeroll standart, asalkan dilagukan dengan speed, panjang.

PRIORITAS KEDUA :

- Penilaian terhadap burung sama seperti pada “Prioritas Pertama” akan tetapi menyajikan lagu dengan banyak jeda ( Ngetem) , Ngalas tanpa NgeroLL, namun burung tenang ( Nagen).

PRIORITAS KETIGA :

-Penilaian terhadap burung Ngriwik dengan volume masih terdengar saat dipantau, hanya dilakukan bila tidak terdapat burung yang ngeroLL, ngalas, volume kencang ( tembus ) buka paruh seperti prioritas pertama dan kedua.

PRIORITAS KEEMPAT :

-Penilaian terhadap burung yang menyajikan lagu dengan banyak jeda ( Ngetem) , nada call, ngalas tanpa NgeroLL, namun burung loncat ( over aktif ).


 Semoga pengetahuan sekilas ini bermanfaat untuk Anda. Mohon dikoreksi kalau salah.

Mekanisme dan tata cara kerja juri PBI pada lomba burung berkicau

Banyak kicaumania peserta lomba yang masih belum paham bagaimana sebenarnya mekanisme kerja juri PBI dan cara mereka menilai burung. Mengapa mereka bergerak dari nomer gantang kecil ke besar? Jika dua burung sama-sama bagus irama lagunya, volumenya dan juga gaya/fisiknya, burung seperti apa lagi yang harus dimenangkan? Apakah bendera nominasi mesti harus bertumpuk pada satu burung?
BURUNG SEHAT BERANAK PINAK… CARANYA? PASTIKAN BIRD MINERAL DAN BIRD MATURE JADI PENDAMPING MEREKA.


Berbagai pertanyaan itu dijawab Djoko Triatmoko, salah seorang juri senior PBI yang tinggal di Lumajang sebagaimana dimuat Agrobur berikut ini.
Penilaian lomba burungTELAH bertahun-tahun even lomba burung berkicau digelar namun dalam perkembanganya hingga saat ini masih sering terjadi kontroversi tentang pemahaman penilaian terkait dengan burung yang layak mendapat predikat juara.
Sebenarnya hal ini adalah sesuatu yang wajar dalam sebuah kompetisi seiring dengan dinamika berkembangnya penggemar burung yang cukup pesat dan merebak hampir ke seluruh negeri. Bisa jadi kontroversi tersebut akibat kurangnya sosialisasi.
Sehubungan hal tersebut, dalam rangka menyongsong digelarnya lomba burung berkicau “Pak De Karwo Cup Il” tanggal 11 November 2012 di Surabaya, yang nota bene adalah salah satu agenda even akbar tahunan PBI di Jawa Timur, kembali saya berinisiatif memaparkan sistem penilaian lomba burung berkicau bersi PBI sebagai penyegaran sekaligus sosialisasi kepada para kicaumania yang ingin berpartisipasi di lomba PB1, dengan maksud agar dapat mengeliminir terjadinya kontroversi atau kesalahpahaman dalam menyikapi dan menerima hasil keputusan juri secara arif dan lapang dada.
SISTEM PENILAIAN (Silakan cek juga artikel “Tata Cara Penilaian Lomba Burung“)
PBI tetap konsisten mengacu pada tiga (3) kreteria dasar penilaian yaitu:
1. Irama/lagu,
2. Volume/suara,
3. Fisisk/gaya.
Dari ketiga kreteria tersebut, faktor yang memiliki nilai tertinggi dan paling dominan adalah irama/lagu. Mangapa? Jawabnya sederhana, bahwa judul lombanya adalah Lomba Burung “berkicau” atau bernyanyi, jadi sangat logis apabila irama/lagu adalah faktor yang paling dominan. Kecuali kalau judul lombanya lomba burung “berjoget” tentunya gaya/fisik yang menjadi faktor paling dominan.
Secara sistematis dapat saya jelaskan sebagai berikut:
Apabila di lapangan terdapat dua (2) burung atau lebih yang kualitas irama/lagunya berimbang, maka sebagai pembeda untuk menentukan burung mana yang lebih unggul adalah melihat kualitas volume/suaranya, selanjutnya apabila dan kedua kreteria tersebut masih berimbang, sebagai pembedannya adalah fisik/gaya.
Dan ternyata dari ketiga kreteria di atas masih memungkinkan berimbang, maka untuk menentukan burung mana yang tenbaik, sepenuhnya menjadi otoritas masing-masing juri berdasarkan hati nurani, daya nalar dan naluri seni dengan penuh tanggung jawab.
Teknik penjurian di lapangan dilaksanakan oleh enam (6) orang juri dengan penempatan posisi juri yang sudah diatur sedemikian rupa agar dapat memantau dan menilai burung secara merata.
Tahap pertama, sesuai posisi masing-masing juri, secara bersama-sama dan berurutan, juri berjalan melakukan penilaian dan nomer kecil ke nomor tengah. Dari nomor tengah ke nomor besar dan dan nomor besar langsung ke nomor kecil, begitu seterusnya. Sampai diulang 2-3 kali putaran.
Burung yang telah dinilai ditandai dengan penancapan bendera kecil di mana warna bendera setiap juri berbeda.
Tahap kedua, masuk dalam tahapan seleksi awal untuk memilih burung yang layak untuk memperoleh nilai penuh/mentok. Dengan estimasi sebanyak 12 -15 burung (25%) dengan asumsi jumlah gantangannya penuh (60 gàntangan).
Pada tahap ini juri bebas melakukan perputaran, tetapi juri harus pandai-pandai berimprovisasi agar tidak bergerombol di satu sisi yang memunculkan kesan pantauannya tidak merata.
Tahap ketiga, pada tahap ini yang paling krusial. Pasalnya pada tahap ini juri dituntut untuk berkonsentrasi penuh, seteliti dan secermat mungkin dalam menyeleksi burung-burung mana yang benar-benar layak mendapat koncer favorit A, B atau C.
Hal yang perlu dicatat bahwa dalam hal menentukan favorit A, B, atau C tidak ada keharusan berkumpul pada salah satu nomer. Bisa jadi dan tidak menutup kemungkinan benpencar sampai ke lima (5) burung. Yang penting secara teknis bisa dipertanggung jawabkan. (Bersambung ke artikel “Kacer mbedesi atau mbagong dan durasi penilaian dalam lomba burung PBI“)
Tata cara penilaian dalam lomba burung
http://kicauan.files.wordpress.com/2010/04/lomba-sumber-bocahseptember.jpg
Lomba Burung (Foto: arsip 3.bp.blogspot.com)
Memenuhi permintaan Om Danar di halaman Curhat, berikut ini saya turunkan tulisan tentang Tata Cara dan Penilaian Lomba Burung Berkicau. Namun perlu dicatat, tulisan ini saya buat tahun 2004-2005 di milis kicaumania@yahoogroups.com, dan sempat hilang kemudian di-upload lagi oleh Mas Saptono (Semarang) ke milis tersebut. Selanjutnya artikel saya kirim ke kicaumania.or.id dan oleh Om Arief SDA sempat digabung dengan tulisan saya tentang Menyiapkan burung untuk lomba.
Juga perlu saya tekankan bahwa penilaian ini adalah versi Solo (PBI) yang kemungkinan besar sudah ada modifikasi atau perubahan dalam pelaksanaan lomba saat ini. Namun demikian meski sudah
BURUNG SEHAT BERANAK PINAK… CARANYA? PASTIKAN BIRD MINERAL DAN BIRD MATURE JADI PENDAMPING MEREKA.

ada perubahan dan modifikasi, dasar-dasar penilaian ini masih berlaku secara luas. Berikut ini artikel dalam milis kicaumania@yahoogroups.com tersebut:
TATA CARA PENILAIAN LOMBA
Banyak di antara kita yang sering bertanya2 tentang bagaimana sebenarnya cara juri menilai burung dalam lomba. Pada dasarnya, telah ada standar penilaian dalam lomba burung berkicau, yang digunakan secara sama oleh juri2, baik di asosiasi PBI atau asosiasi lain yang ada banyak di Indonesia. Di sini saya sekadar memberikan garis besarnya saja.
Lembar penilaian yang dipegang juri, pada umumnya terdiri dari lima kolom yang membujur ke bawah. Pada bagian atas sendiri, tertulis nama perhimpunan/asosiasi jurinya. Di bawahnya tertera Jenis Burung….(diisi juri); Nama:….(Nama juri) dan Alamat…(Alamat juri). Di bawahnya lagi terdapat lima kolom yang membujur ke bawah. Kolom pertama berisi nomor urut (nomor gantangan burung). Kolom kedua dan selanjutnya berturut2 adalah kolom IRAMA/LAGU; VOLUME/SUARA; FISIK/GAYA dan JUMLAH (jumlah nilai).
Prosentase terbesar penilaian adalah pada IRAMA/LAGU, disusul kemudian oleh VOLUME/SUARA dan FISIK/GAYA.
Dalam IRAMA/LAGU, hal utama yang dinilai adalah variasi suara dan speed. Semakin banyak variasi suara, semakin tinggi nilainya. Semakin cepat irama/lagunya, semakin tinggi nilainya.
Dalam VOLUME/SUARA, semakin keras suaranya, semakin tinggi nilainya.
Dalam FISIK/GAYA, juri melihat bagaimana gerak dan olah tubuh si burung.
Masing-masing kolom sudah ada nilai maksimalnya sendiri yang berbeda2. Untuk irama/lagu, nilai maksimal dalam BABAK PENYISIHAN adalah 35; volume/suara 23 dan fisik/gaya 22. Sedangkan pada BABAK FINAL adalah 38, 24 dan 23.
Pada lomba yang tidak melalui babak penyisihan, maka nilai diberikan seperti halnya pada babak final yakni 38, 24 dan 23.
Dalam hal irama/lagu, untuk burung2 tertentu dinilai ngerol tidaknya (misal AK, AM, BT), ngropel tidaknya (CR) dan variasi dari isian ngerolnya tersebut.
Dalam hal fisik/gaya, juga ada patokan umum yang dipakai. Untuk AM misalnya, secara umum yang dianggap bagus adalah yang teler, ketika teler ini gerak kepala nyacah (kayak mematuk2 kekiri dan kekanan) dan suara keluar; ekor gerak2 buka-tutup, mbebek dan sebagainya. Untuk MB atau tledekan misalnya, dilihat pergerakan ekornya dan ketenangan saat berkicau. Sedangkan untuk
kenari atau BT misalnya, dilihat bukaan sayapnya. Semakin membuka sayap dan juga gerak kiri-kanannya rajin, dianggap bagus (tetapi memang lain dengan patokan yang dipakai oleh Papburi).
Meskipun secara umum banyak hal yang dinilai dalam lomba, TETAPI BIASANYA, penilaian juri DIDASARKAN PADA IRAMA/LAGU. Oleh karena itu dalam banyak event, hanya kolom irama/lagu yang diisi secara berbeda oleh juri. Sedangkan kolom volume/suara dan fisik/gaya, biasanya diisi semua dengan nilai maksimal (kecuali burungnya tidak bunyi/gerak sama sekali; nilainya nol/kosong).
Tiga kali kontrolan
Untuk diketahui pula, ketika menilai burung, juri biasanya mutar sebanyak 3 kali. Pertama untuk mengontrol burung bunyi apa tidak (sembari menancapkan bendera2 kecil). Mutar kedua, untuk memberi nilai awal. Dalam memberi nilai ini, untuk babak final ataupun babak yang tidak melalui tahap penyisihan, juri akan memberi nilai umum 37 atau 37,5 untuk semua burung yang bunyi, bagaimanapun bunyinya. Sedangkan untuk burung yang sudah terlihat bagus dalam hal irama/lagunya, maka juri akan memberi nilai maksimal 38.
Penilaian itu dilanjutkan untuk mutar yang ketiga, yaitu untuk mengontrol burung2 yang bernilai 38, yakni untuk dibandingkan, mana yang pantas diberi bendera favorit A, B atau C. Ketika diketahui ada 6 atau 10 atau berapapun burung yg punya nilai sama2 maksimal pada irama/lagu, maka juri membandingkan bagaimana halnya dengan volume/suaranya. Jika kedua variabel itu sama, maka akan dilihat varia bel ketiga, yakni fisik/gaya.
Namun pada umumnya pula, dua variabel terakhir tidak dipakai. Maka ketika ada burung sama-sama punya nilai maksimal 38 pada irama/lagu, maka juri akan melihat lebih jauh lagi ttg speed dan variasi agunya. Burung X misalnya, speednya bagus tetapi variasinya kalah dg Y, atau sebaliknya, maka berdiskusilah para juri. Dalam hal diskusi ini, maka suara JURI SENIOR sangat menentukan hasil akhir penilaian. Biasanya pula, juri senior atau yang diseniorkan ini diambilkan juri yang berpengalaman dan berkredibilitas tinggi.
Apapun keputusan tim juri, mereka harus bisa mempertanggungjawabkan hasil penilaiannya dan bisa memberikan argumen yang tepat ketika ditanya peserta yang protes.
Perlu saya tambahkan, meskipun di sana ada juri yang diseniorkan, tetap saja ada juri2 tertentu yang bersikukuh pada pendapatnya (berdasar argumen yang kuat juga), dan memberikan bendera A-nya untuk burung yang berbeda dengan yang ditunjuk juri senior. Dalam hal inilah mengapa sering terjadi bendera favorit A atau B atau C tidak jatuh pada burung yang sama.
Jumlah bendera
Untuk menentukan juara 1, 2 dan 3, maka akan dilihat jumlah bendera A terbanyak. Untuk menetukan juara 2, dilihat jumlah bendera B terbanyak, dan satu burung lainnya akan menjadi nomor 3.
Pada kebanyakan lomba, kejuaraan burung diurutkan sampai nomor 10 (10 besar). Untuk menentukan urutan 4-10, dilihat perolehan jumlah nilai masing-masing pada kolom irama/lagu (penjumlahan dari penilaian semua juri).
Nilai tertinggi mendapat gelar juara 4 dan seterusnya. Pada kasus perolehan nilai sama, misalnya ada enam burung sisanya (dari 10 besar) yang bernilai sama, maka dilakukan tos (undian). Jadi dalam hal tos ini, bisa dikatakan bahwa burung juara 5 s.d. 10 berkualitas sama.
Demikian kawan2, sekelumit gambaran tentang cara juri menilai dalam lomba burung berkicau. Semoga pengetahuan sekilas ini bermanfaat untuk Anda. Mohon dikoreksi kalau salah.
ARTIKEL TERKAIT
Berkaitan dengan pernilaian lomba burung ini, Om Irvan Sadewa juga menulis hal yang sama. Berikut ini:
Penghobi burung yang mulai menapakkan kakinya di Lapangan Lomba (Arena Lomba), di samping harus berkonsentrasi membentuk gacoannya agar tampil bagus di lomba, sebaiknya juga harus mengetahui apa saja yang menjadi Kriteria Dasar Penilaian Lomba Burung Berkicau. Hal ini menjadi hal yang sangat penting, agar rekan-rekan pelomba bisa mem-fokuskan perawatan burung (gacoan) pada point-point utama yang menjadi penilaian.
Ada 3 Kriteria Dasar Penilaian Lomba Burung Berkicau yang sudah sejak lama disepakati bersama, yaitu:
1. Irama dan Lagu (ini menjadi penilaian yang utama)
Irama lagu adalah suatu bunyi yang memiliki alunan nada dengan tempo ketukan yang teratur dan serasi. Irama lagu meliputi kombinasi naik turunnya nada, kombinasi panjang pendeknya nada dan permainan speed irama yang menjadi harmoni selaras (suatu lagu) yang enak didengar (tidak fals). Irama lagu yang baik adalah irama lagu yang lengkap (bervariasi, keaktifan bunyi atau gacor, ada tonjolan, permainan speed ritme lagu, spasi nada, isian-isian yang sesuai dengan nada-nada yang lain, tidak terpotong-potong dan tidak diulang-ulang). Irama lagu juga harus membentuk keserasian bunyi yang harmonis. Disamping itu, burung harus rajin melantunkan irama-irama lagu yang memukau sewaktu Lomba. Terlalu lama ngetem dan sering ngetem (kurang rajin berkicau), menjadi salah satu aspek penilaian di point ini.
2. Volume dan Suara (suara harus bersih, nyaring dan lantang)
Volume suara disini bukanlah berarti “peak power” atau hanya kerasnya bunyi suara burung, tetapi lebih menitik beratkan kepada kualitas suara burung. Bukan volume suara yang paling keraslah yang baik, tetapi harus ada unsur-unsur lainnya seperti kemerduan suara. Kualitas volume suara burung yang baik adalah suara burung yang empuk (medium) tidak cempreng, suaranya bersih (kristal) tidak parau dan bersuara nyaring (lantang).
3. Fisik dan Gaya (burung tampil dengan baik dan menarik)
Penilaian Fisik dan Gaya Burung meliputi;
3.1 Untuk penilaian Fisik dapat dilakukan dengan penglihatan secara langsung. Yaitu burung harus sehat, tidak ada cacat (burung dalam kondisi utuh), warna
bulu burung yang baik dan sempurna (bulu tidak kusam) dan lainnya yang bisa terlihat.
3.2 Untuk penilaian Gaya, ini sangat dinamis tergantung masing-masing karakter jenis burung. Tapi intinya, burung bunyi (berkicau) di atas tangkringan dan tampil menarik sewaktu berkicau.
Sebagai contoh;
Kalau hanya bisa berteriak dan bersuara keras saja, belum tentu bisa bernyanyi dengan baik (belum tentu enak membawakan lagu). Contohnya seorang sahabat saya yang kerjanya sebagai Kernet Bis, teriakannya sangat lantang..!! Bentakannya bikin jantung mau copot.! Tapi kalau dia nyanyi..?? Hahaha… Semua orang protes… Lagunya sangat tidak enak di kuping… Hehehehe.. Sebaliknya, Vina Panduwinata memang tidak punya “peak power” seperti teman saya yang Kernet diatas, tapi nyanyiannya bisa membius siapapun yang mendengarnya. Sudah mengerti yang saya maksudkan..??
Kesimpulan
Lomba Burung Berkicau adalah Lomba Burung Bernyanyi (Berkicau). Lomba Burung Berkicau bisa diartikan juga Lomba Seni Suara Burung. Tentunya yang menjadi penilaian paling utama adalah kualitas berkicaunya (irama lagu) burung. Bukan gaya jogetnya burung, bukan kandang burung yang bikin mata silau dan bukan apa/siapa pemilik burung tersebut.
Dari paparan di atas, hal terpenting yang harus kita perhatikan untuk mencetak burung yang berprestasi di Arena Lomba, adalah aspek kualitas irama lagu. Irama lagu burung yang menawan, tidak muncul tiba-tiba dengan sendirinya, burung harus dimaster secara tepat.
Catatan
Untuk dapat mengoptimalkan 3 Kriteria Dasar Penilaian diatas, memang selayaknya Lomba Burung Berkicau adalah LOMBA TANPA TERIAK. Agar kualitas irama lagu burung-burung yang di lombakan, benar-benar dapat (dan bisa) di analisa dan dinilai secara baik oleh para juri.
VERSI PAPBURI
Sedikit berbeda dengan penilaian lomba burung lain, lomba burung di Papburi khususnya untuk kelas kenari, memang menekankan penilaian pada suara isian hasil pemasteran. Perbedaan itu tercermin dari sebuah artikel yang dimuat di papburisolo.co.cc (Variasi lagu dalam sistem penjurian Papburi, tapi maaf webnya sudah tidak bisa dibuka).
Disebutkan, beberapa pendapat mengatakan variasi lagu merupakan tolok ukur kualitas burung masteran. Dibanding beberapa point penilaian lain variasi lagu ini mempunyai bobot nilai yang lebih tinggi, pertimbangannnya tentu didasarkan pada usaha yang dilakukan pemilik untuk dapat berhasil memaster burung kesayangannya. Masa ke masa mengenai pemasteran memang kadang berubah, namun perubahan hanya pada jenis bahan masteran itu sendiri, sedangkan usaha menjadikan burung berkualitas master tetap dilakukan.
Pemasteran burung (khususnya kenari) sudah menunjukkan gaungnya. Berbagai upaya dan percobaan juga sudah banyak dilakukan, lalu bagaimana sebenarnya yang mendapatkan nilai tinggi dalam lomba? Sebenarnya variasi lagu ini terbagi dari beberapa sudut penilaian, antara lain seperti :
  • Burung dapat melagukan suara persis seperti masterannya misalnya dimaster dengan prenjak, ciblek dsb
  • Burung mampu menirukan suara lain namun tidak persis seperti masternya
  • Burung mampu merangkai suara masterannya dan terkombinasi dengan suara asli
  • Kombinasi suara asli dengan suara master menjadikannya jadi bersuara unik
Contoh di atas mempunyai nilai yang lebih daripada tanpa masteran sama sekali, tentunya ini berkaitan dengan juri dalam menilai.
Penekanan terkait variasi lagu ini dirasa penting karena dalam sistem penjurian Papburi point ini sangat menentukan, hingga dalam suatu penilaian jika terjadi jumlah nilai yang sama maka variasi lagulah yang menentukan seperti contoh di bawah:
No.
Volume
Variasi Lagu
Panjang / Pendek Lagu
Kerajinan
Penampilan / Gaya
Total
A1
7.2
7.3
6.5
7
6.8
34.8
A2
7
7.6
6.4
6.8
7
34.8
Maka pemenangnya adalah no: A2
Dalam lomba Papburi memang dicari burung burung hasil pemasteran karena selain menghargai jerih payah pemaster juga memberikan nuansa lain karena banyaknya jenis kenari, dengan ini juga dapat diketahui kemampuan keturunan berkualitas dari berbagai penangkaran. Banyaknya jenis penangkaran inilah akhirnya turut andil menyumbang suara suara baru ataupun alunan lagu asing yang kadang membuat semuanya terkesima. (Om Kicau)
















Kacer mbedesi atau mbagong dan durasi penilaian dalam lomba burung PBI

KACER MBEDESI MENURUT PBIBiasanya para peserta lomba bertanya-tanya berapa waktu yang ideal untuk setiap kelas lomba burung berkicau. Apa tergantung jumlah atau jenis burung? Sebab, jika terlalu cepat maka mereka yang punya burung berkarakter lambat start akan protes. Sebaliknya, jika molor sedikit saja burung yang bisa "on" sejak awal juga protes takut belakangan gembos. Inilah penjelasan dari Djoko Triatmoko - Pengda PBI Jatim sebagai kelanjutan dari artikel sebelumnya (baca: Mekanisme dan tata cara kerja juri PBI pada lomba burung berkicau).
BURUNG SEHAT BERANAK PINAK… CARANYA? PASTIKAN BIRD MINERAL DAN BIRD MATURE JADI PENDAMPING MEREKA.


Di samping 3 (tiga) kreteria penilaian yang sudah baku dan telah dikupas pada artikel sebelumnya, para pelomba wajib memahami tentang durasi atau waktu penilaian. Karena hal ini terkait dengan kinerja burung saat dilombakan. Hal ini juga dijadikan dasar pertimbangan untuk melengkapi dan menyempurnakan penentuan burung yang layak juara berdasarkan “standart kualitas”.
Mengenai estimasi waktu penilaian setiap sesi, maka ditentukan apabila jumlah gantangan penuh (60 gantangan) sekitar 20 – 25 menit.
Mengapa durasi waktu penilaian juga dijadikan dasar pertimbangan? Gagasan pemikiran ini merupakan improvisasi yang muncul berdasar kenyataan bahwa burung adalah salah satu mahluk hidup sebangsa hewan yang tidak memiliki akal sebagaimana manusia. Tetapi setiap burung hanya memiliki insting dan karakteristik yang berbeda satu sama lain, yang tidak sepenuhnya dapat dikendalikan sesuai kehendak kita, meskipun campur tangan manusia telah secara maksimal telah dilakukan (perawatan, latihan menu makan dan lainnya).
Atas dasar pemikiran tersebut, dalam hal menentukan burung yang menjadi juara tidak semata-mata atas dasar kerja total selama durasi waktu yang telah ditetapkan, tetapi “standart kualitas” menjadi salah satu acuannya juga.
Artinya apabila durasi kerja burung sudah 80% lebih, maka burung tersebut masih layak untuk mendapatkan koncer A, B atau C dengan catatan bahwa standart kualitas dari burung di atas rata-rata burung lainnya.
Terkecuali 20% menjelang akhir lomba, burung tersebut sama sekali sudah tidak “in” lagi atau drop, maka tidak layak untuk mendapatkan koncer favorit karena masih ada burung-burung lain yang menjadi pilihan di mana bisa “on” sampai batas waktu akhir.
STUDI KASUS
Akhir-akhir ini kontroversi yang sering terjadi adalah dalam penilaian jenis burung kacer. Pertanyaannya, mengapa kacer yang “nguda/mbedesi/mbagong/ mbegog” meskipun cuma sebentar, dalam setiap lomba hampir dipastikan tidak bisa mendapar koncer favorit? Bahkan ada yang secara ekstrim didiskualifikasi? Sedangkan untuk burung jenis lain misalnnya anis merah pernah mletik atau loncat saat lomba, cucak hijau didis, cendet salto/loncat dan sebagainya masih bisa mendapatkan koncer favorit? Pertanyaan ini menurut saya cukup cerdas dan kritis.
Yang harus disikapi dan diluruskan dalam hal ini, dengan tegas PBI konsisten dengan durasi penilaian berdasarkan standard kualitas, karena masing-masing burung memiliki karakteristik dan tidak ada diskriminasi dalam penilaian, tidak terkecuali jenis kacer.
Jadi kalaupun ada kacer mbedesi/mbagong cuma sebentar masih dimungkinkan untuk mendapat koncer favorit.
Dengan gambaran di atas, mudah-mudahan para kicaumania yang akan turun ke lomba besar bisa memahami tugas yang dilakukan seorang juri sehingga bila terjadi penilaian yang dianggap kurang pas bisa dimengerti. Sebab, ya itu, penilaian juri berdasar pakem dan standar yang telah ditentukan.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati saya mengajak seluruh komponen lomba (mulai panitia, petugas fungsional, peserta), bersama-sama menyukseskan gelaran lomba burung di masa mendatang.
Dengan terciptanya suasana lomba yang kondusif, mudah-mudahan dunia perburungan tetap bergairah, karena para penyelenggara lomba atau event organizer semangat untuk menggelar lomba besar dengan novasi baru. Lagian hakekatnya lomba ini bukan semata-mata ajang kompetisi, tetapi yang terpenting adalah menjalin hubungan silaturahim komunitas kicau mania. (Djoko Triatmoko – Pengda PBI Jawa Timur/Habis)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DEMI KEMAJUAN KICAU MANIA SAMPIT